Kedua, perlu adanya kontrol dan pengawasan yang ketat dari berbagai pihak, baik dari lembaga swadaya masyarakat, media massa, maupun aparat penegak hukum. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan pemimpin menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Ketiga, edukasi politik menjadi kunci penting untuk membangun masyarakat yang cerdas dan berdaya. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang hak-hak politiknya, cara memilih pemimpin yang tepat, dan bagaimana mengawal kinerja pemimpin agar senantiasa berpihak pada rakyat.
Membasmi gaya kepemimpinan aji mumpung membutuhkan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Dengan kesadaran, partisipasi aktif, dan semangat untuk membangun demokrasi yang sehat, kita bisa bersama-sama mewujudkan pemerintahan yang kompeten, adil, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Parpol memiliki kontribusi sangat besar untuk lahirnya para pemimpin/pemangku kekuasaan yang tidak memiliki kemampuan managerial. Tidak inovatif, berperilaku hedon, ujung-ujungnya mencuri uang rakyat. Munculnya berbagai persoalan korupsi di berbagai daerah bahkan di pusat, karena partai politik jarang sekali memiliki kader yang memiliki latar belakang profesional bahkan miskin kompetensi dan tidak memiliki kemampuan managerial.
Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang berintegritas, berkompeten, dan memiliki visi yang jelas untuk membawa kemajuan. Pemimpin yang memiliki pengalaman profesional/mengelola sumber daya manusia dan memiliki kemampuan untuk membaca perubahan perilaku pasar. Pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang jujur dan adil, bukan dari praktik aji mumpung yang penuh manipulasi dan kecurangan.
Mari kita bersama-sama tolak gaya kepemimpinan aji mumpung dan dukung figur-figur kompeten yang berdedikasi untuk membangun bangsa yang lebih sejahtera dan bermartabat.
Baca Juga: NCW Bongkar Sosok Wanita Misterius di Kasus Korupsi Timah, Inisial MK atau MT
Gaya kepemimpinan aji mumpung merupakan praktik yang berbahaya dan tidak berkelanjutan. Masyarakat harus waspada terhadap pemimpin yang mencoba meraih kekuasaan dengan cara ini.
Pada akhirnya, nasib bangsa dan negara terletak di tangan rakyat. Sehingga penting untuk memilih pemimpin yang memiliki kualifikasi, integritas, dan visi yang jelas untuk membangun masa depan yang lebih baik. Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan good governance agar terhindar dari pemimpin yang hanya memanfaatkan situasi dan momen untuk keuntungan pribadi.
Ingatlah, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang lahir dari kompetensi dan dedikasi, bukan dari oportunisme dan ambisi semata.***