Membongkar Akar Korupsi di Indonesia: Sistem Cacat, Penegakan Hukum Lemah, dan Elite Serakah

photo author
- Minggu, 9 Juni 2024 | 14:18 WIB
Ilustrasi: Membongkar akar korupsi di Indonesia
Ilustrasi: Membongkar akar korupsi di Indonesia

 

HUKAMANEWS – Menegakkan hukum di Indonesia bagaikan memasukkan benang di lubang jarum. Rumit, penuh tantangan, dan tak jarang menuai frustrasi. Di satu sisi, kita mendambakan keadilan ditegakkan, namun di sisi lain, realita menunjukkan kompleksitas yang membelit sistem peradilan. 

Biaya politik yang tinggi dibalut keserakahan elite makin membuat kusut penegakan hukum karena berbagai kepentingan yang melatarbelakangi.

Politikus senior yang juga merupakan doktor ilmu hukum Dr Pieter C Zulkifli, SH., MH., akan mengupas berbagai aspek penegakan hukum di Indonesia, dalam analisisnya berikut ini.

 Baca Juga: Beredar Rumor Hasto Kristiyanto Dicekal Jelang Pemeriksaan Senin Besok, Begini Pernyataan Resmi Pimpinan KPK

Janji kemakmuran dan pemerataan kerap kali diucapkan oleh elite kita, namun realitanya berbalik: korupsi merajalela dan jabatan hanya dijadikan alat bagi-bagi kekuasaan. 

Dalam setiap pidato dan kampanye, mereka bicara tentang pemerataan, peningkatan kesehatan, dan taraf hidup masyarakat. Namun, puluhan tahun berlalu, dari satu rezim ke rezim lainnya, kata-kata ini tetap sekadar slogan yang menghiasi media nasional dan internasional. 

Faktanya, hingga hari ini, banyak masyarakat kita yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan kesehatan yang terabaikan.

Baca Juga: Alert! Pria 59 Tahun Meninggal Dunia Akibat Flu Burung H5N2, Ini Penjelasan WHO 

Tanggung jawab sosial pemerintah, dari tingkat bawah hingga atas, seringkali hanya omong kosong. Apa yang bisa kita banggakan jika para pejabat kita justru semakin gila mencuri dan merampok hak-hak rakyat? Bicara tentang Pancasila dan perintah Konstitusi hanya menjadi hafalan tanpa implementasi. 

Pertanyaannya, mengapa korupsi masih merajalela di Indonesia?

Dalam analisa penulis, setidaknya ada tiga hal mendasar yang menyebabkan prilaku korup ini terjadi dan terus terjadi.

Baca Juga: Ketua PSI Batam Dibekuk Polisi Terkait Kasus Narkoba, Simak Fakta-fakta yang Menggemparkan! 

Pertama, sifat serakah. Meskipun alasan ini klise, keserakahan tetap menjadi faktor utama dan bahkan telah lama mengakar. Disparitas antara yang paling kaya dan paling miskin membuka celah bagi mereka yang berada di posisi tertentu untuk mencari cara cepat mendapatkan uang lebih banyak. Ini tidak bisa dibuktikan secara empiris, namun jelas terlihat dalam pola perilaku elite kita. 

Kedua, sistem yang cacat. Sistem pemerintahan kita masih memberikan banyak celah bagi korupsi. Bukan individunya yang sepenuhnya salah, tapi sistem yang memungkinkan hal ini terjadi. Sistem administrasi pemerintahan yang tidak transparan dan politik berbiaya tinggi, semuanya memungkinkan korupsi terjadi. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X