HUKAMANEWS - Untuk kali pertama Megawati Soekarnoputri muncul di depan publik usai hiruk pikuk Pemilu 2024.
Alih-alih ketemu Prabowo seperti ramai digunjingkan selama ini, Ketua Umum PDI Perjuangan dan Presiden ke-5 RI ini justru menyaksikan pameran seni hasil karya budayawan sekaligus seniman, Butet Kartaredjasa bertajuk ‘Melik Nggendhong Lali’ di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, pada Senin (13/5/2024) siang.
Sepanjang berkeliling di galeri, Megawati selalu didampingi Butet. Salah satu hasil karya seni Butet yang menarik perhatian Megawati adalah patung lelaki kurus berhidung panjang menghadap ke samping kanan.
Netizen ramai memaknai patung tersebut sebagai sindiran Butet terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun tak sedikit yang mengatakan, sosok patung tersebut tak ubahnya gambaran Ganjar Pranowo dan bahkan Megawati Soekarnoputri.
Pengamat politik Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH., mempunyai kesan tersendiri terhadap patung Melik Nggendong Lali. Simak tulisannya dalam analisis politik berikut ini:
Patung laki-laki itu didominasi warna hitam. Bagian wajah patung berwarna emas dengan postur mendongak ke atas. Patung lelaki kurus itu tampak berhidung panjang dan mengenakan penutup kepala, seperti pernah dipakai Presiden Jokowi saat upacara Kemerdekaan 17 Agustus.
Terdapat tulisan 'Melik Nggendhong Lali' berukuran cukup besar dengan cat hitam di belakang patung. Warna merah dan putih mendominasi tulisan teks di belakang patung tersebut.
Megawati sempat berhenti di depan patung tersebut dan berbisik kepada Butet. Tidak ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka.
Patung Melik Nggendhong Lali merupakan karya seniman Butet Kartaredjasa, seniman kondang asal Yogyakarta yang pada Pemilu 2024 berada di barisan paslon 03 Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Butet mengatakan, patung Melik Nggendhong Lali merupakan simbol kepalsuan dan kemunafikan. Melik berarti keinginan yang berlebih untuk memiliki, didorong nafsu tak pernah puas, sehingga lali (lupa) terhadap aturan atau hukum yang harus ditaati. Pada akhirnya orang tersebut akan menghalalkan segala cara atau cenderung lupa diri. Semua cara akan ditempuh untuk memenuhi ambisinya, termasuk berbuat jahat dan mencelakakan orang lain.
Baca Juga: Bareskrim Polri Turun Tangan dalam Pengejaran Pembunuh Vina Cirebon, Kasus yang Tak Kunjung Usai
Bagi orang yang memiliki rasa melik ia tak segan-segan mencuri, merampok, tipu muslihat, dan segala macam cara lainnya. Karena hawa nafsunya tinggi atau ambisius dan tidak punya rasa malu. Otomatis ia tak punya budi pekerti dan tidak memiliki ewuh-pakewuh. Lebih para lagi, ia tak memiliki rasa prikemanusiaan. Hatinya kosong, kering dan mati.
Artikel Terkait
Memaknai Kemenangan Prabowo Gibran Bagi Indonesia Maju
Ketika Anies dan Ganjar Meminta MK Ulang Pilpres tanpa Gibran, Membaca Kedewasaan Berpolitik para Capres di Pilpres 2024
Residu Pilpres 2024, Dalil Kecurangan, dan ‘Lawakan’ Anies - Ganjar di MK
Politik Jalan Tengah Puan Maharani
Sengketa Pilpres 2024, Megawati: Amicus Curiae atau Cawe-Cawe?
Pilpres 2024, Siapa 'Membakar' Rumah PDI Perjuangan?
Menimbang Seberapa Penting Pertemuan Megawati, Jokowi, dan Prabowo
Megawati, Oposisi, Politik Dendam dan Kebencian