Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa Pilpres bukan hanya tentang merebut kekuasaan, tetapi juga tentang membawa negara ke arah yang lebih baik. Etika politik yang baik akan menciptakan pemilihan yang adil dan transparan, serta membawa dampak positif bagi kemajuan negara.
Saat ini rakyat menunggu kepastian dan meminta agar jalannya pemerintahan berjalan dengan baik karena pergantian kabinet presiden masih delapan bulan lagi. Hemat penulis, Menkopolhukam agar segera mengundurkan diri tanpa harus menunggu diganti agar seolah-seolah tidak menjadi korban. Para menteri yang beda haluan harus bersikap ksatria. Bila memilih tidak sejalan dengan jokowi, lebih baik mundur.
Karena, membangun politik negara yang bermartabat merupakan upaya mengubah kehidupan rakyat dari sekadar hidup belaka (bare life) menjadi hidup yang lebih baik (good life). Semua itu akan terwujud dari calon pemimpin yang tidak hanya mengerti hukum, namun juga menjunjung tinggi etika.
Baca Juga: KTP Anda Disalahgunakan Oknum untuk Utang Pinjol? Begini Cara Jitu Mengatasinya
Akhirnya, menyitir kalimat bijak dari Imam Junaid al Baghdadi, jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pernah punya niat untuk membuktikan sesuatu kepada manusia. Karena, apapun yang dilakukan, kalau kecil akan dihina, besar dicurigai, salah dicaci, bahkan benar sekalipun masih dicaci maki. Jadilah pemimpin yang baik, tetapi jangan membuang waktumu untuk membuktikannya. Jika engkau melihat dirimu lebih baik daripada orang lain, maka ketahuilah bahwa engkau telah sesat.***