HUKAMANEWS – Partai Demokrasi Perjuangan (PDI Perjuangan) merayakan hari jadinya pada 10 Januari 2024. Di usia yang ke-51, PDI Perjuangan telah melalui berbagai rintangan dan perjuangan panjang.
Kini, menjelang Pemilihan Umum dan Pemilihan Umum Presiden 2024, PDI Perjuangan dihadapkan pada tantangan besar. Elektabilitas partai yang tergerus dan aura kurang 'nendang' dari calon presiden dan calon wakil presiden yang diusungnya semakin terasa.
Tantangan terberat muncul seiring kabar retaknya hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Inilah Gabriel Attal, Sosok Gay yang Jadi Perdana Menteri Termuda Perancis, Baru Berumur 34 Tahun!
Ada apa dengan PDI Perjuangan? Benarkah partai berlambang kepala banteng dengan mocong putih ini di ambang kehancuran? Berikut ini catatan kritis Dr. Pieter C Zulkifli, SH, MH.
Lahir dari rahim sejarah yang penuh gejolak, PDI Perjuangan telah membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi berbagai ujian. Dari masa Orde Baru yang penuh represi hingga era Reformasi yang penuh dinamika, PDI Perjuangan selalu konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat dan cita-cita bangsa.
Namun, perjalanan panjang ini bukan berarti tanpa cela. Di tengah gemerlap prestasi dan pencapaian, partai ini tak luput dari berbagai kritik dan kontroversi. Kasus korupsi yang menjerat kadernya, isu nepotisme dan oligarki, serta manuver politik yang dianggap kurang etis menjadi beberapa contoh yang perlu menjadi bahan introspeksi.
Survei terbaru menunjukkan bahwa elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan signifikan. Elektabilitas PDI Perjuangan hanya mencapai 22,1%, jauh di bawah perolehan suara mereka pada Pemilu 2019, yaitu 27%. Penurunan ini tentu menjadi alarm bagi partai yang identik dengan Megawati Soekarnoputri.
Penurunan elektabilitas PDI Perjuangan diduga disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah renggangnya hubungan Megawati dengan Jokowi. Selain itu, patut diakui, PDI Perjuangan juga belum mampu melahirkan figur baru yang sekuat Jokowi.
Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan telah menjadi mesin pendulang suara bagi partai ini selama dua periode Pilpres. Namun, pada Pilpres 2024, hubungan Jokowi dengan Megawati terlihat memanas.
Baca Juga: Pidato Menohok Prabowo di Riau: Sindir Manusia Tebal Muka dan Bicara Hewan yang Berterima Kasih
Absennya Jokowi di acara peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan menjadi kode keras retaknya hubungan keduanya. Jokowi berdalih tak hadir karena sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Selain itu, pihaknya juga tidak mendapat undangan dari PDI Perjuangan.
Artikel Terkait
Melihat Dinamika Politik jelang Pilpres 2024: Gibran, Jokowi Effect, dan Isu Keretakan Elite PDI Perjuangan
Gen Z, Pilpres 2024, dan Politik yang Berkeadaban
Pilpres 2024, Politik Kotor, dan Upaya Pemakzulan Presiden Jokowi
Hasil 5 Survei Elektabilitas Capres Cawapres Terbaru: Prabowo-Gibran Tak Terkejar, Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud Saling Susul, Pilpres 2 Putaran?
Prabowo Subianto Menjemput Kemenangan Pilpres 2024
Djarot Bongkar Alasan Jokowi Tak Hadiri HUT PDI Perjuangan, Ada Hubungannya dengan Gibran?