HUKAMANEWS – Debat calon presiden (debat capres) merupakan salah satu momen penting dalam pesta demokrasi. Di momen ini, rakyat berhak mendapatkan informasi mengenai visi, misi, dan program kerja bahkan sikap dan gaya kepemimpinan para kandidat capres-cawapres yang tercermin selama debat berlangsung.
Namun, tak jarang debat capres terjebak dalam adu argumen panas dan saling menjatuhkan antar kandidat. Hal ini tentu saja kontraproduktif dan tidak memberikan manfaat bagi rakyat.
Bahkan, Presiden Joko Widodo menilai substansi visi calon presiden dan wakil presiden dalam debat capres ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu (7/1) malam tidak tampak. Presiden menilai yang terlihat adalah justru saling menyerang antar personal, yang semestinya tidak boleh terjadi.
Baca Juga: Daftar 30 Lembaga Survei Terdaftar Resmi di KPU Indonesia
Mengkritisi suasana tiga debat capres dan cawapres yang telah berjalan, berikut ini analisa dan pendapat Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH., terkait fakta saling serang dan saling menjatuhkan dalam forum terhormat debat calon presiden.
Debat capres sejatinya harus menjadi ajang adu gagasan, kebijakan politik yang pro rakyat dan solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Kandidat harus fokus memaparkan program kerja dan strategi mereka untuk mencapai tujuan kemaslahatan.
Rakyat ingin mendengar bagaimana kandidat dapat mengatasi masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan isu-isu krusial lainnya. Mereka ingin melihat kandidat yang cerdas, berwawasan luas, dan mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Pidato Menohok Prabowo di Riau: Sindir Manusia Tebal Muka dan Bicara Hewan yang Berterima Kasih
Saling menjatuhkan dan menyerang personal kandidat lain bukanlah hal yang terpuji. Hal ini hanya menunjukkan ketidakmampuan kandidat dalam menyampaikan gagasan dan meyakinkan rakyat.
Debat capres yang berkualitas akan memberikan edukasi politik bagi rakyat dan membantu mereka dalam menentukan pilihan pemimpin yang tepat.
Oleh karena itu, penting bagi kandidat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan etika dalam debat. Mereka harus fokus pada substansi dan menghindari serangan personal.
Baca Juga: Bawaslu Pamekasan Cecar Gus Miftah 28 Pertanyaan Terkait Video Viral Bagi Bagi Uang, Ada Bukti Baru?
Tak hanya di panggung debat capres resmi yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada perhelatan Pemilu dan Pilpres 2024 kali ini, fakta yang terjadi di lapangan justru lebih memprihatinkan. Ada capres dan sekelompok elite politik pendukungnya tampak berusaha keras membuka aib pemerintah yang dibungkus dengan jargon perubahan. Namun mereka lupa, atau mungkin pura-pura lupa, bahwa partai pengusungnya berada di gerbong pemerintahan.
Mereka seolah-olah datang sebagai sosok yang menyerukan perubahan dan harapan, tetapi justru mempertontonkan sikap politik yang sangat tidak terpuji dan bertolak belakang, alih-alih adu domba. Ambisi berkuasa tanpa dedikasi politik merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup rakyat.
Artikel Terkait
Pilpres 2024, Catatan untuk Para Capres-Cawapres: Ojo Lamis, Jangan Dusta, Jangan Sakiti Hati Rakyat Hanya Karena Ingin Berkuasa
Gen Z, Pilpres 2024, dan Politik yang Berkeadaban
Pilpres 2024, Politik Kotor, dan Upaya Pemakzulan Presiden Jokowi
Debat Perdana Capres di Pilpres 2024 antara Adab, Adu Gagasan, dan Gimmick Politik
Hilirisasi Jokowi dan Pertempuran Politik Jelang Pilpres 2024
Prabowo Subianto Menjemput Kemenangan Pilpres 2024
Dinilai Jeblok oleh Anies dan Ganjar Saat Debat Capres Ketiga, Ini Deretan Prestasi Prabowo yang Bikin Melongo!