HUKAMANEWS – Sorotan publik kini tertuju pada kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang baru saja dilantik. Kabinet "gemuk" dengan komposisi luas ini membawa beban tanggung jawab besar di tengah situasi ekonomi dan politik yang tidak menentu. Langkah konkret mereka dalam 100 hari pertama menjadi titik awal yang akan menentukan arah perjalanan panjang Kabinet Merah Putih.
Pengamat hukum dan politik Dr Pieter Zulkifli, SH., MH., memberikan catatan kritis terhadap momen krusial 100 hari pertama Kabinet Merah Putih, dalam analisis politinya berikut ini:
***
SERATUS hari pertama menjadi patokan utama dalam menilai arah dan strategi pemerintahan baru. Bagi Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka, periode ini tidak hanya menjadi ujian kemampuan tetapi juga pengukur kredibilitas di tengah ekspektasi besar dan harapan masyarakat Indonesia yang bercampur dengan keraguan. Mampukah mereka menghadapi tantangan besar yang menanti di depan?
Dengan latar belakang situasi sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks, pemerintah baru ini diharapkan mampu melakukan langkah nyata yang tidak sekadar mengulang janji. Banyak yang menilai bahwa kombinasi kepemimpinan Prabowo yang tegas dan Gibran yang muda serta inovatif akan mampu menjadi kekuatan yang mendobrak stagnasi politik. Namun, harapan ini tidak lepas dari kecemasan, terutama bagi mereka yang khawatir akan kepastian hukum, keberlanjutan ekonomi, serta kesetaraan sosial.
Di mata masyarakat, Kabinet Merah Putih harus tampil berbeda. Mereka menginginkan langkah nyata dalam pemberantasan korupsi, peningkatan ekonomi rakyat, hingga keadilan yang selama ini masih terasa jauh. Terlebih lagi, Prabowo yang kerap menunjukkan ketegasannya dalam wacana politik nasional dan Gibran yang memiliki rekam jejak inovatif saat menjadi Wali Kota Solo, diharapkan mampu menyatu dalam kepemimpinan yang solid dan produktif.
Masa awal kepemimpinan Prabowo-Gibran akan dihiasi dengan berbagai tantangan: ekonomi global yang tidak stabil, dampak perubahan iklim, hingga isu-isu dalam negeri seperti ketimpangan sosial, ekonomi, dan lemahnya penegakan hukum. Menyikapi hal ini, Prabowo dan Gibran harus mampu menyusun kebijakan yang tidak hanya strategis, namun juga cepat dieksekusi agar dapat memberikan dampak positif.
Tak dipungkiri, kehadiran Gibran Rakabuming dalam kabinet ini membawa warna baru. Di mata masyarakat, Gibran memiliki citra sebagai sosok muda yang energik dan penuh inovasi. Saat memimpin Kota Solo, ia dikenal mampu menggerakkan berbagai sektor, terutama di bidang ekonomi kreatif dan kebijakan berbasis teknologi. Gibran diharapkan membawa inovasi serupa dalam skala nasional.
Sebagai wakil presiden, Gibran juga dihadapkan pada ekspektasi publik yang berharap dirinya tidak hanya menjadi “pembantu” presiden, tetapi juga memberi warna dan kontribusi nyata dalam pengambilan keputusan penting. Publik ingin melihat bagaimana kolaborasi antara Prabowo dan Gibran berjalan dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Langkah-Langkah Strategis yang Dinanti
Melihat perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan pertahanan keamanan saat ini, penulis merangkum, setidaknya ada lima langkah strategis dalam 100 hari pertama yang harus dilakukan Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran:
Pertama, Stabilisasi Ekonomi dan Harga Kebutuhan Pokok
Artikel Terkait
Partai Politik, Janji Kosong, dan Kedaulatan Rakyat yang Dikorbankan
Prabowo – Gibran, Ujian Kepemimpinan di Tengah Krisis Global, Perekonomian Lesu, dan Penegakan Hukum Rapuh
Deflasi Beruntun: Tantangan Awal Pemerintahan Prabowo Gibran, Meritokrasi Jadi Kunci Pemulihan
Mogok Hakim dan Krisis Keadilan: Elite Tak Peduli, Rakyat Jadi Korban
Menanti Zaken Kabinet ala Prabowo-Gibran, Melawan Korupsi Menjadi Misi Berat Pemerintahan Baru
Quo Vadis Etika Negara Demokrasi, Membaca Strategi Politik Nasdem dan PDIP di Kabinet Prabowo-Gibran
Ketika Politik Transaksional Menjadi Alasan Terbentuknya Kabinet Prabowo-Gibran, Bagaimana Potret Indonesia ke Depan?