Melihat Dinamika Politik jelang Pilpres 2024: Gibran, Jokowi Effect, dan Isu Keretakan Elite PDI Perjuangan

photo author
- Selasa, 7 November 2023 | 20:10 WIB
Ilustrasi. Muncul isu keretakan di tubuh PDI Perjuangan pasca pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo pada PIlpres 2024.
Ilustrasi. Muncul isu keretakan di tubuh PDI Perjuangan pasca pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo pada PIlpres 2024.

Ada baiknya bila elite PDIP dan Presiden Jokowi bertemu dan menemukan solusi bersama untuk kolaboratif  mengelola situasi politik nasional dan memastikan jalannya pemilu mendatang yang transparan, jujur, adil dan bebas dari manipulasi dan korupsi.

Dalam era globalisasi dan demokrasi modern, kecerdasan politik sangat dibutuhkan untuk mengendalikan kekuasaan tanpa mengabaikan kepentingan nasional. Joko Widodo tengah mempertaruhkan reputasi politiknya untuk melindungi bangsa dan negara dari kelompok-kelompok yang sangat berambisi berkuasa tanpa memperhatikan kepentingan bangsa dan negara.

Baca Juga: Awas Menyebar Hoax, Inilah Hukum yang Akan Menjeratmu Jika Terbukti Melakukan!

Kedepankan Etika Politik

Gibran Rakabuming Raka yang diusung oleh Golkar maju sebagai calon wakil presiden - yang diharapkan menjadi magnet politik generasi milenial dan Gen Z - membuat banyak elite PDIP merasa khawatir.

Namun, bila berpikir besar dengan mempertimbangkan kepentingan nasional, bangsa dan Negara, harusnya semua elite PDI Perjuangan dan Megawati selaku Ketua Umum merasa bangga karena ada kader muda PDI Perjuangan  dipercaya oleh Parpol terbesar nomor 2 untuk maju sebagai cawapres dalam pemilu Presiden 2024.

Terlepas dari perbedaan pandangan yang terjadi, sebaiknya elite PDI Perjuangan tidak merasa hebat dan merendahkan sosok Gibran. Pun tidak seharusnya menyerang Gibran dan Jokowi dengan berbagai fitnah dan intrik.

Baca Juga: Mungkinkah Koruptor di Indonesia Dihukum Mati? Cek Faktanya Terkait Hukuman Mati Pelaku Korupsi

Seorang negarawan harus sibuk dengan sikapnya yang bijaksana, karena nilai sejati seorang pemimpin terletak pada hati dan lidahnya. Rakyat membutuhkan pemimpin yang rendah hati, berani menghadapi risiko, dan berkomitmen untuk kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara.

Politik adalah seni strategi, terkadang memenangkan dan terkadang kalah. Upaya untuk mengesampingkan peran Joko Widodo dalam politik nasional seharusnya tidak menjadi fokus, terutama jika hal tersebut mengorbankan persatuan dan stabilitas politik.

Dalam menghadapi tantangan ini, PDI Perjuangan dan Joko Widodo perlu mencari solusi bersama untuk mengelola situasi politik nasional dengan kolaborasi dan memastikan pemilu mendatang berjalan transparan, jujur, adil, dan bebas dari manipulasi dan korupsi.

Baca Juga: Sebut Putusan MK Berbau Tirani, Politikus PDIP Masinton Pasaribu Minta DPR Gunakan Hak Angket

Elite PDI Perjuangan, sebagai partai dan politisi senior, seharusnya berbicara dengan etika yang lebih baik dan tidak mendramatisir situasi. Jauhi retorika yang merugikan masyarakat dan lebih fokus pada pemilu yang transparan, jujur, dan bebas dari manipulasi. Fokus pada pemilu dan berusaha memenangkan kandidat mereka tanpa mengorbankan etika politik.

Demokrasi seharusnya didasarkan pada mendengar suara rakyat, memahaminya, dan berkomitmen untuk mengimplementasikan kehendak rakyat.

Keadaan ini memang membutuhkan kecerdasan politik agar kepentingan negara tetap terjaga. Karena, sekali lagi, etika berpolitik itu seni berstrategi, siap menang, siap kalah. Tidak ada rumus Presiden harus tunduk perintah pemilik partai!***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X