Membaca Langkah Senyap Jokowi dan Pertalian dengan Generasi Z pada Pilpres 2024

photo author
- Kamis, 26 Oktober 2023 | 06:00 WIB
Manuver senyap Presiden Jokowi jelang Pilpres 2024 sulit ditebak, termasuk oleh PDIP.
Manuver senyap Presiden Jokowi jelang Pilpres 2024 sulit ditebak, termasuk oleh PDIP.

 

HUKAMANEWS - Arah politik Joko Widodo (Jokowi) tahun 2024 sedang dipertanyakan. Manuver politiknya belakangan memunculkan banyak spekulasi, tak terkecuali bagi PDIP sebagai partai yang menaunginya.

Dukungan politik Jokowi dianggap menjadi sesuatu yang patut diperhitungkan dalam pemenangan Pilpres 2024 mendatang. Meski demikian, hingga kini tak ada yang bisa menebak arah politik Jokowi dengan berbagai manuver senyapnya.

Pun dengan langkah berani Jokowi memberikan dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka, anak kandungnya sendiri, untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto, yang merupakan rival politik PDIP pada Pilpres 2024.

Berikut ini pandangan kritis dari pengamat politik Dr Pieter C Zulkifli, SH, MH terhadap langkah senyap Presiden Jokowi dan berbagai manuver cerdasnya jelang Pemilu dan Pilpres 2024.

Baca Juga: Dari Limbah Jadi Aspal, Perseroan ini Sukses Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Aspal dan Dorong Ekonomi Sirkular

Pilpres 2024 adalah pilpres yang diwarnai sikap negarawan sayang anak. Susilo Bambang Yudoyono (SBY) bersikeras mencalonkan Agus Harimurti Yudoyono (AHY), Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menginginkan Yeni Wahid menjadi cawapres Prabowo. Sedangkan Gibran telah mendapatkan restu dari Jokowi.

Itulah hebatnya menjadi anak Presiden. Orang-orang yang bukan anak Presiden tak akan pernah memperoleh posisi yang diuntungkan sekaligus privilege seistimewa itu.

Bahkan cara Jokowi mengusung anak-anak dan menantunya menduduki jabatan strategis dengan cara pragmatis dan efisien, sangatlah istimewa. Sehingga Jokowi dianggap pihak lain sebagai pionir ‘Mahkamah Keluarga’.

Candaan ini bisa menjadi realita, bahkan bisa menimbulkan implikasi luar biasa di bidang hukum dan politik nasional. Intinya adalah seorang cendikiawan tidak boleh berkhianat pada prinsip Konstitusi. Walaupun semua elite terlibat dalam proses dan kegiatan politik tetapi menyikapi proses keputusan politik harus tetap konsisten dan harus menjunjung tinggi etika.

Baca Juga: Dilaporkan ke KPK Dugaan Kolusi dan Nepotisme, Jokowi dan Gibran Hormati Proses Hukum, Anwar Usman Tertawa

Silakan masing masing parpol memperebutkan kekuasaan tetapi harus tetap taat dan setia menjalankan perintah konsistusi, jangan melanggar dan mengubah hukum.

Tak hanya resah dengan sikap politik Jokowi yang dianggap ‘mendua’, dinamika politik nasional akhir-akhir ini meledak caci maki pada Jokowi dengan tuduhan politik dinasti.

Dr Pieter C Zuklifli, pengamat politik.
Dr Pieter C Zuklifli, pengamat politik.

Banyak pihak yang menuding Jokowi membangun kekuatan dinasti politik. Padahal dinasti politik sudah ada sejak lama di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X