Mereka berupaya menyuarakan pentingnya regulasi yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijak dan penegakan hukum terhadap aktivitas yang merusak lingkungan.
"Kami ingin melihat kebijakan yang lebih berpihak pada keberlanjutan lingkungan. Perubahan iklim bukan hanya urusan ilmuwan atau aktivis, tetapi tanggung jawab semua orang," ujar Amrul.
Sementara itu, di beberapa daerah, teknologi rumah apung mulai diperkenalkan sebagai solusi bagi masyarakat yang terdampak banjir rob.
Proyek percontohan ini diharapkan dapat membantu mereka bertahan dalam kondisi ekstrem tanpa harus kehilangan tempat tinggal.
Kampanye perubahan iklim yang dilakukan anak muda Muslim ini membuktikan bahwa generasi muda memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian bumi.
Dengan pendekatan berbasis komunitas dan nilai-nilai agama, mereka berhasil menggugah kesadaran banyak orang untuk ikut bergerak.
Kini, tinggal bagaimana pemerintah, masyarakat, dan sektor industri turut berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan.
Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu masa depan, tetapi kenyataan yang sudah terjadi saat ini.
Baca Juga: TERBARU! Daftar Harga Gas Elpiji 3 Kg, 5 Kg, dan 12 Kg Bulan Februari 2025
Tanpa aksi nyata, dampaknya akan semakin buruk bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, kesadaran dan langkah konkret harus terus digalakkan agar bumi tetap menjadi tempat yang layak huni bagi semua.***
Artikel Terkait
PGI Tolak Mengelola Tambang, Berbeda dengan Muhammadiyah dan NU
Hukuman 5 Tahun Penjara untuk Aktivis Iklim di Inggris, Just Stop Oil Jadi Sorotan
Indonesia Kena Prank! Janji Kucurkan Dana JETP Miliaran Dollar, Cuma Angin Surga, Adik Presiden Murka
Mak Jah, Penjaga Terakhir Desa Bedono yang Hilang, Bertahan Seorang Diri Melawan Abrasi Laut
Kiamat Ekologis di Depan Mata, Begini Peran Umat Islam dalam Menghadapi Krisis Lingkungan Global