HUKAMANEWS SMILE - Upaya mendorong kemandirian ekonomi warga Solo Selatan kembali mendapat angin segar. Eco Bhinneka Muhammadiyah melalui program SMILE menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Wirausaha bertema inovasi kemasan dan kreativitas produk daur ulang, Minggu (16/11/2025), di Solo Selatan, Jawa Tengah.
Pelatihan ini menyasar dua kelompok yang selama ini aktif dalam pengolahan limbah rumah tangga: ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna Kelurahan Kratonan. Setelah sebelumnya mereka berhasil mengolah minyak jelantah menjadi sabun dan minyak aromaterapi, kini peserta dibekali keterampilan mengemas produk agar lebih menarik dan berdaya saing.
“Ini adalah pelatihan ketiga di tahun 2025, lanjutan dari pelatihan sabun, aromaterapi, dan pemasaran. Tahun 2026 kami akan fokus pada praktik penuh serta penjualan produk secara luring maupun daring,” ujar Focal Point SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah Surakarta, Patra Manggala Bima Pradana.
Baca Juga: Indonesia Disorot Dunia, Dapat 'Fossil of the Day' di COP30, Tanda Bahaya untuk Masa Depan Iklim?
Kemasan Kreatif Dongkrak Nilai Jual
Produk rumah tangga hasil daur ulang di Kratonan sejatinya kaya potensi, namun terkendala kemasan yang belum standar pasar. Pelatihan ini hadir sebagai jawaban.
Ketua PKK Kelurahan Kratonan, Sri Murtini, menyampaikan apresiasinya.
“Saya sangat senang dan mendukung kegiatan ini. Pelatihan ini benar-benar menambah wawasan kami. Dari kemasan yang sebelumnya biasa saja, kini bisa menjadi lebih kreatif. Ke depan, ilmu ini akan kami teruskan hingga tingkat RW dan RT,” tuturnya.
Bagi para fasilitator, kemasan bukan sekadar pembungkus. Kemasan yang rapi, menarik, dan ramah lingkungan berperan penting dalam meningkatkan citra produk serta membuka peluang pemasaran yang lebih luas.
Baca Juga: Tarif Listrik PLN November–Desember 2025 Tetap, Pemerintah Beri Diskon 50 Persen Tambah Daya
Pelatihan bertajuk Praktik Pengemasan Ramah Lingkungan ini diikuti 25 peserta—18 ibu PKK dan 7 pemuda Karang Taruna. Seluruhnya diajak praktik langsung merancang, memotong, merangkai, dan menghias kemasan dengan memanfaatkan material bekas yang dapat diolah ulang.
Pendekatan hands-on ini membuat peserta cepat memahami teknik pengemasan yang efektif, estetis, sekaligus berwawasan lingkungan.
Menuju Wirausaha Hijau
Lebih dari sekadar peningkatan keterampilan teknis, pelatihan ini menanamkan nilai keberlanjutan. Para peserta didorong melihat bahwa praktik ramah lingkungan tidak hanya berdampak pada kelestarian alam, tetapi juga memperkuat ekonomi keluarga dan komunitas.
Baca Juga: RKUHAP Resmi Jadi UU, Ibas Tegaskan Demokrat Kawal Implementasi Demi Keadilan & Demokrasi
Model kewirausahaan hijau (green entrepreneurship) menjadi arah jangka panjang program SMILE di Solo Selatan. Harapannya, produk hasil olahan minyak jelantah dari Kratonan dapat hadir dengan kemasan baru yang menarik, ramah lingkungan, dan siap menembus pasar lebih luas sebagai wujud nyata kolaborasi sosial-ekologis.
Perwakilan Karang Taruna Kratonan, Vanes Putra, merasakan manfaat besar dari kegiatan ini.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pelaku wirausaha. Semoga menjadi titik awal yang baik bagi kami di Kratonan,” ujarnya.***
Artikel Terkait
1000 Cahaya Muhammadiyah Latih Guru Sekolah dan Pesantren Jadi Pionir Transisi Energi Indonesia
Prof. Prabang Ajak Kader Muhammadiyah Rawat Bumi dengan Iman dan Tindakan
UAD dan 1000 Cahaya Muhammadiyah Menyalakan Transisi Energi dari Kampus ke Kehidupan
Dunia Panas Ekstrem, COP30 Diharapkan Jinakkan Emisi, tapi Pasar Karbon Indonesia Malah Bikin Khawatir?
Indonesia Disorot Dunia, Dapat 'Fossil of the Day' di COP30, Tanda Bahaya untuk Masa Depan Iklim?