Dari ABS Bandung, 1000 Cahaya Menyalakan Denyut Baru Merawat Bumi

photo author
- Minggu, 30 November 2025 | 21:50 WIB
Hening Parlan, Direktur 1000 Cahaya Muhammadiyah, saat menyampaikan materi dalam Pengajian dan Edukasi Aksi Lingkungan Terpadu yang digelar ABS bersama ‘Aisyiyah, 1000 Cahaya, dan Greenfaith Indonesia, Minggu (30/11/2025).
Hening Parlan, Direktur 1000 Cahaya Muhammadiyah, saat menyampaikan materi dalam Pengajian dan Edukasi Aksi Lingkungan Terpadu yang digelar ABS bersama ‘Aisyiyah, 1000 Cahaya, dan Greenfaith Indonesia, Minggu (30/11/2025).

 

HUKAMANEWS 1000 Cahaya - Suasana hangat memenuhi Masjid Siti Walidah, ‘Aisyiyah Boarding School (ABS) Bandung, Sabtu (30/11/2025). Sekitar 200 peserta, terdiri dari pelajar dan ibu-ibu ‘Aisyiyah, menghadiri Pengajian dan Edukasi Aksi Lingkungan Terpadu yang digelar ABS bersama ‘Aisyiyah, 1000 Cahaya, dan Greenfaith Indonesia. Kolaborasi ini menjadi bagian dari Roadshow Aksi Lingkungan Terpadu di Sukabumi, Garut, dan Bandung.

Mudir ABS, Dede Kurniawan, membuka kegiatan dengan menegaskan komitmen ABS sebagai pesantren yang ramah lingkungan, ramah perempuan, serta ramah minat dan bakat. Baginya, kegiatan ini bukan sekadar pengajian, tetapi penguatan visi pendidikan berkelanjutan.
“Ini sejalan dengan risalah perempuan berkemajuan. Kami ingin gerakan ini tumbuh nyata di lingkungan ABS,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Direktur 1000Cahaya, Sudarto M. Abukasim, mengajak peserta menumbuhkan kecintaan pada lingkungan melalui tindakan sederhana. Ia mencontohkan bahwa negara-negara maju menjaga kebersihannya bukan karena teknologi semata, melainkan karena prinsip cinta lingkungan yang dipegang kuat.
“Lingkungan itu milik semua orang. Ia tidak punya jenis kelamin, agama, atau kewarganegaraan,” kata Sudarto.

Sudarto menekankan pentingnya penghematan energi. Penggunaan listrik dan air yang lebih bijak, katanya, akan mengurangi tekanan terhadap alam karena sebagian besar energi Indonesia masih bersumber dari tambang. “Tambang identik dengan penebangan hutan. Menghemat energi berarti ikut menjaga hutan,” ujarnya.

Puncak acara diisi oleh Hening Parlan, Direktur 1000Cahaya, yang menyampaikan materi aksi lingkungan berbasis nilai keagamaan dan kesadaran ekologis. Dengan gaya yang lugas, ia mengajak peserta melihat persoalan lingkungan dari lingkup paling sederhana: rumah, sekolah, dan kebiasaan harian.

Hening mengingatkan bahwa sampah makanan adalah persoalan besar di Indonesia. “Makanan yang terbuang menimbulkan gas yang memicu pemanasan bumi. Kita bisa belajar dari sunnah Nabi tentang kesederhanaan,” katanya.

Ia menghubungkan isu sampah dengan kerusakan hulu–hilir, mulai deforestasi di Aceh hingga longsor di Sumatera Barat. Pohon yang hilang, ujarnya, membuat tanah kehilangan daya ikat. “Satu pohon besar bisa mencukupi oksigen untuk 30 orang. Maka menanam adalah ibadah,” tuturnya.

Hening juga memperkenalkan konsep “energi surga”—energi yang berasal dari matahari, air, dan angin—sebagai alternatif yang tidak merusak bumi. Di ABS, rencana penggunaan panel surya untuk mengairi kebun sayur dan operasional dapur sudah mulai disiapkan sebagai langkah nyata efisiensi.
“Kita harus membiasakan hemat energi. Mulai dari AC, magic jar, sampai mencabut charger saat tidak dipakai,” pesannya.

Ia juga menekankan peran perempuan sebagai green hero. Belanja seperlunya, mengurangi sampah, hingga bijak mengatur konsumsi, menjadi bagian penting dari peran itu. Ke depan, ABS akan memilih 10 kader pelajar sebagai “Pionir Energi” yang bertugas membuat kampanye kreatif dan inovatif tentang energi bersih.

Dalam sesi refleksi, Dicky Edwin Hindarto dari Yayasan Mitra Hijau mengapresiasi kemandirian ABS dalam memproduksi makanan lokal. Menurutnya, penggunaan bahan lokal adalah langkah kecil yang berdampak besar dalam mengurangi emisi. Ia menyebut kerusakan alam saat ini sebagai “dosa berjamaah” yang hanya bisa diatasi dengan perubahan perilaku bersama.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya besar Gerakan Green Hero 1000 Cahaya mendorong transisi energi bersih di lembaga pendidikan ‘Aisyiyah. Melalui pemasangan panel surya baru, observasi teknis, dan edukasi komunitas, roadshow ini memperkuat komitmen bersama menuju lingkungan yang lebih lestari.

Dengan kolaborasi lintas komunitas dan semangat perempuan berkemajuan, ABS Bandung menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari aksi kecil yang dilakukan bersama-sama.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X