Hukuman 5 Tahun Penjara untuk Aktivis Iklim di Inggris, Just Stop Oil Jadi Sorotan

photo author
- Sabtu, 1 Februari 2025 | 16:06 WIB
Pengunjuk rasa berjumlah sekitar 25 orang dengan membawa spanduk bertuliskan Just Stop Oil. Aktivis lingkungan ini memblokir jalan utama di pusat Kota London pada Kamis (27/10/2022) waktu setempat. Mereka pemerintah Inggris menghentikan lisensi proyek tambang minyak dan gas (Migas) baru.
Pengunjuk rasa berjumlah sekitar 25 orang dengan membawa spanduk bertuliskan Just Stop Oil. Aktivis lingkungan ini memblokir jalan utama di pusat Kota London pada Kamis (27/10/2022) waktu setempat. Mereka pemerintah Inggris menghentikan lisensi proyek tambang minyak dan gas (Migas) baru.

HUKAMANEWS GreenFaith - Pengadilan Inggris baru-baru ini menjatuhkan hukuman penjara terhadap 16 aktivis iklim dari gerakan Just Stop Oil. Hukuman tersebut bervariasi, mulai dari 15 bulan hingga lima tahun penjara.

Para aktivis ini dihukum karena melakukan aksi protes di berbagai lokasi untuk menyuarakan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan. Kasus ini menjadi perbincangan hangat, terutama karena hukuman yang dijatuhkan dinilai cukup berat untuk aksi tanpa kekerasan.

Just Stop Oil, gerakan yang dikenal dengan aksinya yang kontroversial, telah melakukan berbagai aksi untuk menarik perhatian publik terhadap isu perubahan iklim. Salah satu aksi yang paling viral adalah ketika mereka mengecat batu nisan Charles Darwin, bapak teori evolusi, di Westminster Abbey, London.

Baca Juga: Pesawat Jet Angkut Medis yang Membawa Seorang Anak, Ibu dan Empat Orang, Jatuh di Kawasan Permukiman Philadelphia

Selain itu, empat dari 16 aktivis yang dihukum dipenjara hingga empat tahun karena memblokir jalan raya M25, salah satu jalan tersibuk di Inggris. Aksi ini dinilai sangat mengganggu lalu lintas dan aktivitas sehari-hari warga.

Roger Hallam, pendiri Just Stop Oil, bahkan dijatuhi hukuman lima tahun penjara, yang merupakan hukuman terlama untuk aksi unjuk rasa tanpa kekerasan di Inggris. Hukuman ini memicu perdebatan tentang sejauh mana hukum harus menanggapi aksi protes yang dilakukan dengan tujuan mulia, meskipun dengan cara yang kontroversial.

Tahun lalu, dua aktivis Just Stop Oil juga dihukum karena menyiram sup ke lukisan "Sunflowers" karya Vincent van Gogh. Aksi ini menuai kritik dari berbagai pihak, tetapi para aktivis bersikeras bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk menyoroti urgensi krisis iklim.

Baca Juga: Tecno Pova Terbaru Hadir dengan Desain Futuristik dan Lampu LED Terintegrasi, Siap Jadi Game Changer?

Pengacara yang mewakili para aktivis, Danny Friedman, menyatakan bahwa hukuman yang dijatuhkan tidak sebanding dengan tindakan mereka. Menurutnya, aksi para aktivis adalah bentuk pembangkangan sipil yang didasari oleh hati nurani.

Friedman juga memperingatkan bahwa jika hukuman ini dibiarkan, hal tersebut dapat mengubah paradigma hukum pidana di Inggris. "Hukuman ini tidak hanya merugikan para aktivis, tetapi juga dapat membatasi ruang gerak bagi mereka yang ingin menyuarakan keprihatinan terhadap isu-isu penting seperti perubahan iklim," ujarnya.

Di sisi lain, Jocelyn Ledward, pengacara yang mewakili jaksa penuntut, berargumen bahwa hukuman yang lebih ringan hanya dapat diberikan jika para aktivis menunjukkan tindakan yang proporsional. Menurutnya, aksi yang dilakukan Just Stop Oil telah menyebabkan gangguan besar dan dampak negatif terhadap masyarakat.

Baca Juga: Laporkan Kekayaan ke LHPKN, Inilah Koleksi Moge Raffi Ahmad, BMW M 1000 RR Seharga Rp1,6 M Jadi Sorotan!

Dampak dan Masa Depan Gerakan Iklim

Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan kepentingan umum. Di satu sisi, aksi protes yang dilakukan Just Stop Oil berhasil menarik perhatian global terhadap krisis iklim. Di sisi lain, metode yang mereka gunakan dianggap terlalu ekstrem dan merugikan banyak pihak. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X