HUKAMANEWS – Terhitung hari ini, Lebaran sudah lewat dua pekan. Namun rupanya bulan baik ini belum meluluhkan kebekuan hati Megawati Soekarno Putri untuk bisa menerima Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersilaturahmi, setelah pertarungan sengit dalam Pemilu 2024.
Megawati, melalui Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membuat berbagai persyaratan yang rumit bagi bertemunya dua tokoh bangsa ini. Terbaru, Hasto berucap Jokowi harus meminta restu pengurus anak ranting PDI Perjuangan untuk bisa bertemu Mega.
Pertanyaannya, seberapa krusial pertemuan Megawati dengan Jokowi untuk menyusun koalisi yang hebat di pemerintahan Prabowo-Gibran bagi kelangsungan negeri ini ke depan?
Politikus senior Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH., memberikan catatan kritisnya dalam analisis politik berikut ini.
Wacana pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tampaknya berujung rencana kosong. Keduanya belum bertemu meski dalam momen silaturahmi Lebaran telah berlalu lebih dari dua pekan.
Diketahui, momen kebersamaan antara Jokowi, Megawati, dan PDI-P terakhir yang terlihat publik terjadi di Rakernas PDIP ke-IV, JIExpo Kemayoran, Jakarta, 29 September 2023 atau 20 hari sebelum proses pendaftaran capres-cawapres ke KPU.
Kala itu Jokowi dan Ganjar menampilkan kemesraan menggandeng Megawati yang sedang menuruni podium. Jokowi juga menyampaikan pidatonya pada momen tersebut.
Baca Juga: Kasus Korupsi Timah, Pemilik Sriwijaya Air Terjerat Jadi Tersangka, Jejak Gelap Bisnis Terkuak!
Kini, kemesraan itu telah berlalu. Pertemuan antara Megawati dan Jokowi diprediksi sulit terjadi. Tak hanya dengan Jokowi, rencana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan ini dengan presiden terpilih Prabowo Subianto juga terganjal sikap ambigu PDI Perjuangan sendiri.
Upaya Prabowo untuk merangkul Megawati sudah beberapa kali dicoba. Seperti mengutus Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan Roeslani bertemu Megawati di kediamannya di Teuku Umar, Jakarta Pusat. Namun, kabarnya respons dari Megawati tetap 'keukeuh' seakan mau menerima rekonsiliasi dengan syarat tanpa adanya ikut campur Presiden Jokowi.
Bola panas kini berada di tangan Prabowo untuk menentukan arah apakah ingin tetap berjalan bersama Presiden Jokowi atau memilih berkoalisi dengan Megawati.
Baca Juga: Turun Harga! Daftar Harga Gas Elpiji Terbaru Ukuran 5,5 Kg dan 12 Kg Berlaku 1 Mei
Banyak kalangan memprediksi, keinginan Megawati tidak akan tercapai seperti yang diharapkan. Pasalnya, Prabowo dan Presiden Jokowi sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan atau bahasa lainnya sebagai Dwi Tunggal dalam mengelola Indonesia ke depan. Signal ini terlihat dari hubungan yang konsisten antara Prabowo dan Presiden Jokowi yang terus terjalin harmonis hingga momentum hari raya Idulfitri.
Sebaliknya, signal yang ditunjukkan Megawati kepada Prabowo masih abu-abu, meskipun keduanya tidak memiliki masalah. Sikap ambigu ini lantaran terhalang hubungan yang tidak harmonis Megawati dengan Presiden Jokowi.