Film Dirty Vote Jelang Pencoblosan, ‘Serangan Fajar’ Versi Baru

photo author
- Rabu, 14 Februari 2024 | 10:34 WIB
Film dokumenter Dirty Vote yang viral saat masa tenang Pemilu dan Pilpres 2024, dianggap sebagai serangan versi baru oleh pengamat.
Film dokumenter Dirty Vote yang viral saat masa tenang Pemilu dan Pilpres 2024, dianggap sebagai serangan versi baru oleh pengamat.

Baca Juga: Dante, Anak Tamara Tyasmara Ditenggelamkan 12 Kali! Yuda Arfandi, Tersangka Bermodus di Kolam Renang. Penasaran? Baca Yuk!

Tapi orang-orang yang tidak suka dengan Jokowi dan Paslon 02 membuat tafsir sediri. Sehingga kemudian muncul dugaan-dugaan liar dan sengaja digelembungkan demi kepentingan politik tertentu. Karena semua terlihat salah di mata para pembenci, sehingga semua tuduhan dan sumpah serapah masih saja ditujukan kepada Jokowi dan Paslon 02.

Menyitir kalimat bijak dari Muhamad Habibi Selri, “Kamu tidak akan pernah belajar satupun dari yang namanya hidup, selama kamu masih saja berfikir bahwa kamu adalah orang yang selalu benar.”

Untuk diketahui, ketiga ahli hukum tata negara yang dihadirkan sebagai nara sumber dalam Dirty Vote merupakan mantan staf Mahfud MD yang merupakan cawapres paslon 03. Jadi, sebegitunya takut kalah sampai dibikin film dokumenter bernada hasutan seperti ini?

Baca Juga: Bocorkan Exit Pool Hasil Suara Pemilu di Luar Negeri Terancam Pidana Penjara

Sekelompok akademisi harusnya menjadi teladan bagi rakyat, bukan justru menjadi aktor utama untuk memecah belah persatuan dan kesatuan dengan alasan demi tegaknya etika dan demokrasi.

Sehingga, ketika berbicara tentang pelanggaran etika dan demokrasi, merekalah yang sesungguhnya tidak memahami etika dan demokrasi.

Film yang disebar di hari tenang jelang Pemilu 2024 ini tidak memiliki etika dan tidak menghargai proses demokrasi pemilu yang sedang berjalan.  Apalagi para aktornya adalah para dosen yang ahli hukum tata negara yang harusnya paham cara main dan aturan.

Pun dengan cawapres paslon 01, Muhaimin Iskandar, yang me-repost langsung film ini di hari tenang. Ini tak ubahnya kampanye dengan pinjam tangan.

Baca Juga: Menhan Prabowo Bangga, Unhan RI Cetak Sejarah Luluskan 75 Sarjana Kedokteran Militer

Merekalah yang selama ini menjadi penjahat etika demokrasi, terlibat mendramatisir sebuah peristiwa hukum untuk merebut kekuasaan dengan cara-cara yang melanggar etika dan moral.

Dirty Vote adalah kampanye terselubung saat masa tenang dan merupakan kejahatan demokrasi. Negara tidak boleh kalah dengan segelintir orang yang ingin merusak persatuan dan kesatuan. Negara harus bertindak terhadap siapapun yang ingin menjatuhkan wibawa negara.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X