“Pengamatan dini dan respons cepat adalah kunci untuk mencegah jatuhnya korban baru,” tambah Dwikorita.
Konteks Tambahan: Cuaca Ekstrem dan Risiko di Jawa Tengah
BMKG sebelumnya telah memperingatkan potensi hujan intensitas tinggi di wilayah Jawa Tengah, termasuk Cilacap dan Banyumas.
Daerah pegunungan seperti Majenang memiliki tanah dengan karakteristik jenuh air sehingga rawan longsor ketika curah hujan melonjak.
Bagi wilayah Bandung dan Jawa Barat yang memiliki topografi mirip, peringatan ini juga relevan.
Beberapa kecamatan lereng di Bandung seperti Cimenyan, Kertasari, dan Ciwidey memiliki pola retakan lereng yang perlu diperhatikan terutama di musim hujan.
Pencarian korban longsor Cilacap masih berlangsung dan menjadi perhatian luas.
Dengan cuaca yang tidak bersahabat, harapan dan kekuatan lapangan terus diuji.
Masyarakat berharap seluruh korban dapat segera ditemukan, sementara pemerintah memperkuat peringatan bagi wilayah rawan.
Kesadaran akan tanda-tanda awal longsor menjadi pelajaran penting.
Respons cepat dan pemantauan lingkungan bukan hanya mencegah korban jiwa, tetapi juga menjaga ketahanan daerah rawan bencana.
Bagi warga di daerah perbukitan, kewaspadaan kini menjadi keharusan.***
Artikel Terkait
20.000 Prajurit TNI Disiapkan Presiden Prabowo untuk Misi Perdamaian Gaza, Fokus Kemanusiaan dan Infrastruktur
MA Resmi Tolak Kasasi, Hukuman 18 Tahun Penjara Zarof Ricar Tetap Diperkuat
Detik-detik Longsor Cibeunying Cilacap, Seorang Ayah Nekat Selamatkan Anak, 21 Orang Masih Dicari
RUU KUHAP Dikebut untuk Disahkan Pekan Depan, Koalisi Sipil Ingatkan Masih Banyak Pasal Bermasalah
Hujan Deras Paksa Operasi SAR Cibeunying Terhenti, 20 Korban Masih Hilang di Tengah Tanah Bergerak