Bukan hanya itu, petani juga harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli solar yang digunakan sebagai bahan bakar dua mesin diesel penyedot air.
Kebutuhan solar mencapai sekitar 80 liter per hari, jumlah yang tentu saja menjadi beban tambahan bagi petani kecil.
Dengan adanya energi surya, pengeluaran tersebut bisa ditekan signifikan.
Ini bukan hanya soal penghematan, tapi juga pergeseran paradigma menuju pertanian yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Dari Dusun Sangurejo Kita Belajar, Peran Agama dalam Mendorong Aksi Lingkungan yang Nyata
Efisiensi ini membuka harapan baru bagi keberlanjutan ekonomi desa yang selama ini bergantung pada sektor pertanian.
Meski baru mencakup 40 hektare dari total 60 hektare lahan pertanian yang ada, rencana pengembangan tetap berlanjut.
Pemerintah Desa Krandegan telah menyusun anggaran untuk memperluas pemasangan panel surya pada 2025.
Targetnya adalah menjangkau sisa 20 hektare lahan yang belum tersentuh sistem irigasi tenaga surya.
Dengan irigasi yang lebih merata, petani bisa lebih leluasa mengatur pola tanam dan meningkatkan intensitas produksi.
Baca Juga: Di Tengah Ancaman Tambang, Petani Kendeng Rayakan Syawal dan Hari Bumi
Mereka bahkan berpeluang menanam hingga tiga kali dalam setahun, sesuatu yang sebelumnya sulit dicapai karena keterbatasan air.
Langkah Desa Krandegan ini menunjukkan bahwa adopsi energi terbarukan bukan hal yang eksklusif milik kota besar atau industri modern.
Di tangan yang tepat dan dengan dukungan kebijakan yang pro-rakyat, teknologi seperti panel surya justru bisa membawa dampak konkret bagi desa dan masyarakat kecil.
Dari sisi keberlanjutan, penggunaan energi matahari juga membantu mengurangi jejak karbon di sektor pertanian.
Artikel Terkait
Bukan Cuma Nelayan, Perempuan Pesisir Ternyata Jadi Garda Terdepan Hadapi Krisis Iklim dengan beban Ganda
Bukan Wacana Lagi, PLTU Batu Bara Bakal Disuntik Mati, Simak Isi Aturan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Hari Bumi 2025 Bukan Sekedar Seremoni, Suhu Naik, Hutan Hilang, Laut Meninggi Dampak Nyata Krisis Iklim, Saatnya Bertindak Nyata Jaga Lingkungan
Hari Bumi Sedunia 2025, Momentum Aksi Nyata di Tengah Krisis Lingkungan Global
Kereta Api Indonesia Prioritaskan Kelestarian Lingkungan