HUKAMANEWS - Hari ini, Selasa 22 April 2025, masyarakat dunia memperingati Hari Bumi.
Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tapi jadi momentum penting untuk mengingatkan kita semua bahwa kondisi lingkungan saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Di tengah isu perubahan iklim yang makin terasa dampaknya, Hari Bumi hadir sebagai pengingat bahwa bumi tempat kita berpijak sedang butuh uluran tangan dari para penghuninya.
Bukan rahasia lagi, suhu global terus meningkat, hutan-hutan dunia kian menyusut, dan permukaan air laut pun perlahan naik.
Fakta-fakta ini bukan lagi sekadar statistik di atas kertas, tapi sudah nyata terasa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Indonesia.
Karena itu, Hari Bumi tahun ini bisa jadi titik balik, untuk berhenti menunggu orang lain bergerak dan mulai bertanya: apa yang bisa kita lakukan sekarang?
Hari Bumi sendiri telah ditetapkan secara resmi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2009.
Namun, gagasan awalnya telah muncul jauh sebelumnya, tepatnya pada 22 April 1970 di Amerika Serikat.
Saat itu, Senator Gaylord Nelson menggagas gerakan ini sebagai respons terhadap meningkatnya pencemaran lingkungan dan degradasi alam akibat aktivitas manusia.
Senator Nelson tak tinggal diam melihat bumi yang kian rusak, dan semangat itulah yang kini harus kita warisi di tengah krisis iklim yang semakin nyata.
Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, hampir 100 juta hektare hutan hilang dari muka bumi.
Kondisi ini diperparah dengan catatan suhu global yang makin ekstrem.
Tahun 2024 bahkan dinobatkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan iklim modern.
Artikel Terkait
Saatnya Masjid Jadi Garda Terdepan Aksi Iklim, Gerakan Hijau Dimulai dari Sini
Sangurejo dan Revolusi Hijau dari Mimbar, Ketika Framing Agama Jadi Motor Aksi Lingkungan
Tanpa Teknologi, Masyarakat Adat Ternyata Punya Cara Ampuh Jaga Bumi, Saatnya Kita Belajar dari Mereka untuk Solusi krisis iklim
Krisis Iklim Bikin Kesehatan Mental Terancam, Anak Muda dan Petani Jadi Kelompok Paling Rentan
Perbedaan Adaptasi vs Mitigasi Perubahan Iklim, Beda Tipis Tapi Dampaknya Bisa Menyelamatkan Hidup