analisis

Ketika Jokowi Berjuang Sendiri Melawan Kekuatan Politik yang Melemahkan KPK

Senin, 22 Juli 2024 | 12:25 WIB
Ilustrasi. Presiden Jokowi dan upaya pelemahan KPK

HUKAMANEWS – Perjuangan melawan korupsi di negeri ini masih menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa besar dan tak kunjung selesai. Meskipun lembaga super body Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dibentuk, namun prilaku korup para pejabat tak surut. 

Upaya pelemahan KPK pun makin menjadi. Mulai dari revisi UU KPK, hingga konflik di internal KPK sendiri. Semua permasalahan itu membelit lembaga aktirasuah sehingga dianggap telah kehilangan taji. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah sejak awal menegaskan komitmenya memberantas korupsi, justru berhadapan dengan partai pengusungnya, karena justru merekalah yang ngotot meminta revisi UU KPK disahkan. 

Terhadap fenomena ini, pengamat politik dan praktisi hukum Dr Pieter C Zulkifli, SH., MH., mempunyai catatan menarik. Terlebih sosok Pieter Zulkifli pernah menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR di era 2013-2014, dan terlibat langsung dalam ikhtiar menyelamatkan KPK dari berbagai upaya pelemahan. Berikut ini catatannya.

***

HAMPIR sepuluh tahun memerintah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menghadapi tantangan besar dalam upayanya memberantas korupsi di Indonesia. Meski didukung oleh koalisi partai besar, kenyataannya Jokowi kerap kali berdiri sendiri dalam melawan upaya melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Di depan publik, semua partai politik meneriakkan perlawanan terhadap korupsi. Namun di balik panggung, mereka memainkan orkestrasi berbeda. Semua partai di parlemen, termasuk koalisi partai pengusung Jokowi, kompak mendukung revisi UU KPK yang dipandang banyak pihak akan melemahkan lembaga anti korupsi tersebut. 

Pada posisi ini, Jokowi berdiri sendiri, seolah diposisikan sebagai kambing hitam atas pelemahan lembaga antirasuah akibat revisi UU KPK yang telah disahkan pada 2019 lalu.

 Baca Juga: Lucunya, Anies Baswedan Sentil Heru Budi Tentang Program Populis yang Menyasar Masyarakat Luas, Loh Dia Kan mantan Gubernur DKI?

Dalam sebuah pertemuan dengan tokoh-tokoh nasional, termasuk Emil Salim, Jokowi dengan jujur mengakui bahwa ia tidak berdaya menghadapi tekanan politik ini. Tanpa dukungan fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jokowi berjuang sendirian melawan korupsi. Ironisnya, lembaga legislatif yang seharusnya mendukung pemberantasan korupsi justru terlibat dalam upaya memperlemah KPK. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa KPK telah menunjukkan keberhasilan luar biasa dalam menangani kasus korupsi. Penangkapan terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi dan Ketua DPR adalah bukti nyata keberhasilan tersebut. Namun, revisi UU KPK yang diusulkan oleh DPR tampaknya bertujuan untuk mengurangi kewenangan lembaga ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa KPK yang begitu sukses dalam memberantas korupsi justru ingin dilemahkan?

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi menegaskan bahwa tidak ada kompromi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. KPK harus tetap memiliki peran sentral dan kewenangan yang lebih kuat dibandingkan lembaga lain.

Baca Juga: Kapal Cita XX Hilang Kontak di Papua, BTS BAKTI Kominfo Belum Ditemukan, Tim SAR dan TNI Gaspol Cari! 

Hingga detik ini, Presiden Jokowi tetap berharap kepada rakyat untuk tidak meragukan komitmen pemerintah terhadap pemberantasan korupsi. Ia meminta masyarakat untuk membahas isu pelemahan KPK dengan pikiran jernih, objektif, dan tanpa prasangka. 

Diketahui, sejak 2010, DPR telah beberapa kali mengusulkan revisi UU KPK, namun selalu ditolak oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kemudian oleh Presiden Jokowi setelah adanya gelombang penolakan dari masyarakat. 

Halaman:

Tags

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB