analisis

Presiden Jokowi, antara Opini, Fakta, dan Dukungan Rakyat

Selasa, 12 Desember 2023 | 08:23 WIB
Ilustrasi Presiden Jokowi.

Baca Juga: KPK Sesalkan Terpidana Korupsi Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, Nurul Gufron: Perlu Direview Kembali Protap yang Berhak Dimakamkan di TMP

Meski bukan sarjana politik, Jokowi memiliki pemahaman mendalam terhadap dinamika politik Indonesia. Banyak pengamat kesulitan memahami cara kerja dan strategi politik Jokowi. Ibarat David menghancurkan kekuatan Goliath, Jokowi yang senyatanya seorang “wong cilik” dengan strategi gerilya (blusukan), mampu mengalahkan kekuatan yang lebih besar dengan memanfaatkan strategi yang cerdik.

Dr Pieter C Zuklifli, pengamat politik.

Keberpihakan Presiden Jokowi terhadap rakyat dan nasionalismenya tak perlu diragukan lagi. Presiden Jokowi memiliki orientasi kekuasaan yang berfokus pada meninggalkan warisan politik yang positif dan membangun fondasi kuat untuk Indonesia emas menuju 100 tahun kemerdekaan.

Sebuah pertanyaan yang berkecamuk di kepala Jokowi, “Bagaimana bisa kekayaan alam Indonesia yang begitu banyak dikeruk asing, dikorup penguasa dan para pejabat tanpa menyisakan apapun kepada penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di sekitar daerah pertambangan.”

Baca Juga: Melimpah Job! Inilah Daftar Film dan Drama Korea yang Dibintangi Ji Chang Wook di Bulan Desember 2023

Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo berupaya keras mengambil alih semua pertambangan yang dikuasai asing agar bisa kembali ke tangan bangsa Indonesia dan digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar pertambangan.

Namun sayangnya, era kepemimpinan Jokowi justru menjadi medan pertarungan ide dan fitnah, terutama dari pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi.

Mereka yang dekat dengan Jokowi ada yang ingin mengambil keuntungan ekonomi dan politik dari posisinya sebagai ketua partai, menteri, atau ketua-ketua lembaga perwakilan rakyat. Tidak jarang di antara mereka berupaya membungkam suara-suara yang mengkritik pemerintah, khususnya yang menohok kepentingan ekonomi sang oknum pejabat.

Baca Juga: Bikin Bangga! Inilah Deretan Gen Z Indonesia yang Berhasil Tembus Universitas TOP Luar Negeri

Ada juga para pembantu Presiden yang berusaha mencari muka lalu mengusulkan penambahan masa jabatan Presiden.

Meskipun bukan ahli hukum tata negara, Presiden Joko Widodo mengetahui persis bagaimana liku-liku politik setelah Presiden Soeharto lengser, dan bagaimana UUD 1945 diamandemen sebanyak empat kali. Jokowi memahami sejarah Indonesia dengan baik, termasuk masa kekuasaan Soekarno yang redup kemudian, rezim berpindah ke orde baru.

Mendadak Pro Jokowi

Dalam konteks Pilpres 2024, ada fenomena menarik di mana kontestan Capres nomor urut 3 yang secara drastis mengubah strategi kampanye. Dari semula menghujat dan menilai buruk kinerja Jokowi, kini strategi mereka berubah 360 derajat. Narasi kampanye pasangan Ganjar –Mahfud kini tak lagi ‘memusuhi’ Jokowi. Sebaliknya, mereka kini menyebut Jokowi sebagai ‘sahabat’.

Baca Juga: Masih Alot, Kesepakatan antara TikTok dan Tokopedia Belum Diketok, GOTO Beri Klarifikasi

Halaman:

Tags

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB