Presiden Jokowi, antara Opini, Fakta, dan Dukungan Rakyat

photo author
- Selasa, 12 Desember 2023 | 08:23 WIB
Ilustrasi Presiden Jokowi.
Ilustrasi Presiden Jokowi.

Setelah menuduh  Jokowi ingin 3 periode berkuasa, kemudian mereka mencabut laporan terhadap Rocky Gerung yang mengucapkan Jokowi sebagai ‘Bajingan Tolol’, setelah mempermalukan keluarga Jokowi dengan berbagai narasi negatif, kini mereka mendadak memutar haluan.

Masih hangat jejak digital tentang apa yang mereka tuduhkan dan lakukan, tanpa malu mereka menjilat ludah sendiri. Mereka kini mendadak memuji Jokowi, mendadak melabelkan Jokowi sebagai bagian dari mereka. Bahkan mendadak menyamakan tindakan mereka dengan Jokowi.

Itulah permainan politik. Semua mereka lakukan bukan karena tulus mengapresiasi kinerja Jokowi, tapi ingin mengakali pemilih yang mendukung Jokowi agar memilih mereka (lagi). Mereka mendadak pro Jokowi ketika melihat beberapa hasil survey yang terus melorot turun.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Gabung di GESURI, Gerakan Ini Diklaim Siti Fadilah Supari Tidak Berbau Politik, Biar Rakyat Sehat

Salah satunya, hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ganjar-Mahfud melorot tajam. Ganjar-Mahfud bahkan berada di urutan paling buncit alias urutan ketiga di antara dua capres lain.

Boleh jadi berpura-pura baik dengan kembali ‘mendukung’ Jokowi’ menjadi strategi pamungkas mereka untuk menaikkan hasil survey.

Gen Z dan Milenial harus peka

Melihat rangkaian fakta ini, menjadi keharusan bagi generasi milenial dan Gen Z untuk melihat fenomena politik dengan pandangan luas dan jauh ke depan. Jangan hanya terlarut dengan informasi yang provokatif dan menggiring untuk melakukan hal-hal di luar batas.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Dugaan TPPO Terkait Pengungsi Rohingya: Pemerintah Indonesia akan Tindak Tegas!

Penting bagi kaum milenial dan Gen Z untuk belajar sejarah dengan logika yang cerdas, menghindari terjebak dalam perselisihan yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur bangsa.

Indonesia adalah salah satu contoh terbaik negara yang berhasil melangkah maju dan mampu mengubah diri dari rezim otoriter dan masuk transisi menjadi negara demokrasi. Jika masih banyak orang tidak bisa melihat sedikitpun sisi baik kepemimpinan Presiden Joko Widodo, sesungguhnya hati merekalah yang sakit.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X