Elite Toksik dan Badut Politik Pasca Pilpres 2024: Drama Koalisi dan Pragmatisme Kekuasaan

photo author
- Selasa, 21 Mei 2024 | 21:44 WIB
Ilustrasi Badut Politik. Pasca PIlpres 2024, para badut politik mulai bermunculan seiring dengan maraknya pragmatisme berpolitik demi ikut mencicipi kue kekuasaan di pemerintahan baru Prabowo Gibran.
Ilustrasi Badut Politik. Pasca PIlpres 2024, para badut politik mulai bermunculan seiring dengan maraknya pragmatisme berpolitik demi ikut mencicipi kue kekuasaan di pemerintahan baru Prabowo Gibran.

Setelah putusan MK yang menolak gugatan kecurangan Pilpres, beberapa partai kubu 01 dan 03 mulai sat-set bergerak cepat mencari celah bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. 

Adalah Nasdem, partai utama pengusung Anies-Muhaimin, dengan segera menyatakan dukungan pada Prabowo-Gibran. Surya Paloh, ketua umum NasDem, bahkan menjadi pihak pertama yang mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah putusan MK.

 Baca Juga: MK Tolak Gugatan PPP, Suara Pileg 2024 Tetap ke Partai Garuda, Simak Putusan Lengkapnya di Sini!

Sedangkan PKB, yang juga menjadi bagian dari partai koalisi pendukung Anies-Muhaimin, tanpa basa-basi langsung merapat ke kubu Prabowo. PKB bahkan menyambut mesra kedatangan Prabowo ke markas mereka. 

Bahkan PKS pun siap menggelar karpet merah untuk kunjungan Prabowo ke markas besar mereka, meskipun sampai hari ini belum terlaksana. 

Adapun PPP, yang merupakan salah satu partai pengusung Ganjar-Mahfud juga menyatakan kesediaan serupa. Hal ini seperti diungkapkan oleh politikus PPP, Sandiaga Uno, yang mengatakan berminat bergabung dengan koalisi presiden terpilih Prabowo Subianto. Alasannya, untuk mendukung persatuan dalam pembangunan dan Indonesia Emas 2045.

 Baca Juga: Malas Mengetik? Ubah Suaramu Jadi Teks dengan 5 Aplikasi Ini, Cocok untuk Mahasiswa hingga Jurnalis

Sementara itu, Anies Baswedan yang dalam acara debat capres pernah menyindir Prabowo tak siap beroposisi, kini juga menyatakan siap berdiskusi dengan Presiden terpilih. 

Di antara semua capres-dan cawapres yang ada, hanya Ganjar Pranowo yang lantang memilih menolak bergabung dengan pemerintahan baru dan mendeklarasikan diri akan menjadi oposisi. Pernyataan Ganjar sempat menjadi kontroversi karena sesungguhnya PDIP yang mengusungnya belum resmi menyatakan sikap menjadi oposisi atau memilih bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo Gibran

Santer kabar adanya isu perpecahan di internal PDIP terkait lamanya mengambil keputusan untuk bergabung atau menjadi oposisi di pemerintahan baru nanti. Boleh jadi sikap abu-abu ini juga terkait dengan gugatan PTUN yang mereka layangkan terhadap KPU, di mana salah satu klausul gugatan tersebut adalah meminta MPR untuk tidak melantik presiden dan cawapres terpilih Prabowo Gibran.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Mobil Listrik Impian Harga di Bawah Rp 500 Juta, Bukan Hanya Wuling Air Ev 

Apapun pertimbangan yang mendasari, sikap elite politik yang cepat berbalik arah setelah kekalahan, menunjukkan kurangnya konsistensi dan integritas. Massa pendukung mereka tentu merasa dikhianati oleh langkah pragmatis ini. 

Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.
Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.

Menutup Buku Lama: Harapan untuk Pemerintahan Baru 

Terlepas dari semua sikap inkonsisten dari partai dan para elite politik tersebut, presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan akan terus berupaya merangkul semua pihak demi membangun Indonesia yang lebih baik. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X