Prabowo Gibran dan Gen Z, Perpaduan Ideal Menjawab Tantangan Zaman

photo author
- Rabu, 15 November 2023 | 08:11 WIB
Pasangan Prabowo Gibran pada Pilpres 2024 dianggap sebagai perpaduan ideal lintas generasi, sehingga menjadi magnet pemilih pemula yang didominasi generasi milenial dan gen Z.
Pasangan Prabowo Gibran pada Pilpres 2024 dianggap sebagai perpaduan ideal lintas generasi, sehingga menjadi magnet pemilih pemula yang didominasi generasi milenial dan gen Z.

Khusus pada klaster kelompok milenial (27-42 tahun), pasangan Prabowo Gibran lebih menonjol dari pasangan lainnya dengan memperoleh dukungan sebesar 37,1 persen, melampaui pasangan lainnya, yakni Ganjar  Mahfud  sebesar 31,5 persen dan Anies Muhaimin 25,6 persen.

Baca Juga: Akar Kangkung Jangan Dibuang, Bisa Sembuhkan Sakit Gigi hingga Lancarkan Air Seni

Anak sulung Presiden Jokowi ini menjadi magnet sekaligus katalis antara pemilih senior dan muda, menciptakan peluang besar dengan jumlah pemilih muda yang signifikan pada Pemilu 2024.

Dengan pemahaman mendalam terhadap tren isu yang berkembang di kalangan pemilih muda, Prabowo dan Gibran memiliki peluang terbuka lebar.

Dalam Daftar pemilih Tetap (DPT), pemilih dari kalangan Milenial dan Gen Z mempunyai jumlah yang sangat besar 56,45 persen pada Pilpres 2024.

Baca Juga: Dari SIEMENS hingga CARREFOUR, Inilah DAFTAR PRODUK yang Jadi Sasaran BOIKOT atas Serangan Israel ke Palestina

Lebih rinci, angka DPT Milenial mencapai 68.822.389 pemilih atau 33,60 persen dan pemilih kalangan Gen Z sebesar 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen dari total keseluruhan DPT yang berjumlah 204.897.222 pemilih.

Peluang Prabowo dan Gibran  sangat terbuka lebar dengan catatan Gibran harus fokus melakukan perluasan pertemuan politik yang hangat dan merangkul semua aspirasi anak muda, sehingga dapat mengukuhkan dirinya sebagai representasi suara generasi muda Indonesia.

Dr Pieter C Zuklifli, pengamat politik.
Dr Pieter C Zuklifli, pengamat politik.

Tahu diri dan tahu batas

Kekuasaan bukanlah hal yang sederhana, dan partisipasi anak muda dalam politik dapat mengubah paradigma pemerintahan.

Untuk menjadi politikus handal, tak hanya butuh ilmu dan pengetahuan luas, tetapi juga kebijaksanaan dan kearifan dalam memahami pergeseran perilaku masyarakat dan sikap politik ekonomi para pengusaha.

Absennya kaderisasi para pemimpin partai politik terhadap generasi milenial, telah menciptakan kesenjangan yang membuat politisi gaek memiliki kecenderungan meremehkan kemampuan generasi milenial dalam kancah politik nasional.

Baca Juga: Profil Hakim Suhartoyo: Perjalanan dari Pengadilan Negeri ke Kursi Ketua Mahkamah Konstitusi

Keadaan dan hasrat untuk tetap berada dalam tampuk kekuasaan memaksa politisi senior menciptakan diksi yang penuh kesombongan terhadap generasi muda, sebagaimana karakter kekuasaan dari pendahulunya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X