Dampak bagi Industri Tekstil Lokal dan Reaksi Publik
Kasus balpres selalu memicu perdebatan publik.
Sebagian masyarakat menganggap pakaian bekas impor lebih murah dan berkualitas, tetapi industri lokal menilai kehadirannya merusak pasar dan menekan UMKM.
Di Bandung, yang dikenal sebagai sentra tekstil dan distro—isu ini cukup sensitif.
Pelaku usaha mengeluhkan turunnya permintaan produk lokal karena banjirnya pakaian bekas branded yang masuk tanpa pajak.
Netizen juga ramai berkomentar bahwa pengungkapan besar seperti ini “hanya puncak gunung es” dan meminta pemerintah memperketat pengawasan pelabuhan tikus.
Pengungkapan 439 balpres ilegal asal Korea, China, dan Jepang ini menunjukkan bahwa penyelundupan pakaian bekas masih jauh dari selesai.
Jaringan terorganisir, jalur logistik yang rapi, serta pemanfaatan gudang-gudang transit menandakan bahwa pelaku telah membangun sistem bisnis gelap yang kuat.
Ke depan, penindakan perlu diikuti pengawasan pelabuhan lebih ketat dan edukasi publik agar peredaran barang ilegal tidak kembali menguasai pasar.***