HUKAMANEWS – Demo buruh kembali mengguncang Jakarta hari ini, ketika ribuan massa dari berbagai daerah berkumpul di depan Gedung DPR menuntut kenaikan upah layak.
Aksi buruh kepung DPR ini menjadi salah satu mobilisasi terbesar menjelang penetapan UMP 2025, menandai meningkatnya keresahan atas biaya hidup yang terus melambung.
Gelombang demo buruh ini juga menyoroti urgensi peninjauan ulang kebijakan pengupahan nasional, terutama bagi pekerja yang telah berkeluarga dan merasa upah saat ini tak lagi sesuai kebutuhan hidup layak.
Ribuan Buruh Geruduk DPR: Jalan Gatot Subroto Macet Total
Ribuan buruh memadati kawasan Gatot Subroto sejak pagi, datang menggunakan bus rombongan dan melakukan long march dari arah Fly Over Taman Ria Senayan menuju Kompleks Parlemen.
Atribut serba merah dan bendera organisasi pekerja mendominasi lautan massa, mengubah jalan raya menjadi ruang protes terbuka yang memicu kemacetan panjang dari arah Semanggi hingga Slipi.
Sejumlah mobil komando bertengger di depan barisan massa, menggelegarkan pengeras suara berisi tuntutan utama: revisi menyeluruh mekanisme UMP–UMK serta penetapan upah layak yang memenuhi standar kebutuhan hidup layak (KHL).
Para orator bergantian naik ke panggung mobil komando.
“Kami datang menyuarakan hak-hak buruh, terutama buruh perempuan. Upah sekarang hanya cukup untuk pekerja lajang, sementara bagi yang sudah berkeluarga jelas tidak layak,” ujar seorang orator yang disambut tepuk tangan dan yel-yel dari peserta aksi.
Baca Juga: MKD Putuskan Sahroni Cs Tetap Jadi Anggota DPR, Publik Soroti Integritas dan Etika Parlemen
Tuntutan Utama: UMP 2025 Dinilai Tidak Realistis
Demo buruh hari ini tidak berdiri sendiri.
Gelombang aksi nasional ini merupakan respons atas formula baru penetapan upah yang dianggap tidak sesuai dengan kenaikan harga pangan, biaya sewa hunian, transportasi, hingga pendidikan anak.
Buruh menyebut UMP 2025 yang tengah disusun pemerintah berpotensi semakin menjauh dari kondisi riil lapangan.