Meski ada tren penurunan dalam aktivitas judi online setelah penutupan situs-situs tersebut, PPATK tetap waspada terhadap pola-pola baru yang mungkin muncul.
Demand yang besar dari masyarakat berpotensi membuat angka transaksi kembali melonjak.
Oleh karena itu, sinergi antar lembaga terus diperkuat untuk memastikan pemberantasan judi online berjalan efektif.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya peran tokoh agama dan masyarakat dalam memberantas judi online.
Dengan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan masalah ini dapat diatasi dengan lebih cepat dan efektif.
Jokowi mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan dan melaporkan setiap indikasi aktivitas judi online yang mereka temui.
Baca Juga: KPK Tetapkan Pejabat Pembuat Komitmen BTP Semarang sebagai Tersangka Kasus Korupsi DJKA
Judi online telah menjadi masalah yang semakin kompleks di Indonesia.
Kemudahan akses internet dan rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat menjadi beberapa faktor utama yang membuat judi online sulit diberantas.
Selain itu, keuntungan finansial yang besar juga membuat banyak orang tertarik untuk terlibat dalam aktivitas ini, baik sebagai pemain maupun penyelenggara.
Dampak ekonomi dari judi online sangat besar, baik dari segi kerugian yang dialami pemain maupun aliran uang yang keluar dari Indonesia.
Uang yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan produktif justru habis dalam aktivitas yang merugikan.
Selain itu, dana yang keluar dari negara juga dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional.