Dengan jejak gagal tersebut, COP30 otomatis memikul beban besar.
Belem, Rumah Baru COP30: Simbol Harapan dan Ancaman
COP30 digelar di Belem, kota yang berada di gerbang Amazon Rainforest, paru-paru dunia yang kini menghadapi tekanan deforestasi, kebakaran hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan eksploitasi besar-besaran.
Pemilihan lokasi ini tidak hanya simbolis, tetapi juga memperlihatkan urgensi menyelamatkan Amazon yang mengatur iklim global lewat perannya sebagai penyerap karbon.
Di sini, masyarakat adat, ilmuwan, negara terdampak, dan para pemimpin dunia datang untuk satu tujuan: menyelamatkan bumi sebelum semuanya terlambat.
Baca Juga: 1000 Cahaya Muhammadiyah Latih Guru Sekolah dan Pesantren Jadi Pionir Transisi Energi Indonesia
Indonesia dan Ambisi "Toko Karbon Dunia": Solusi atau Fatamorgana?
Indonesia kembali hadir dengan satu konsep besar yang belakangan sering diulang pemerintah: menjadi toko karbon dunia.
Ide ini sederhana, perusahaan besar yang memproduksi emisi membeli kredit karbon dari Indonesia untuk mengimbangi polusi mereka.
Indonesia mengklaim potensi besar lewat hutan tropis, ekosistem gambut, dan laut yang menyerap karbon.
Tetapi diskusi iklim global menunjukkan satu masalah serius: apakah pasar karbon benar-benar solusi, atau justru memberi izin legal untuk terus mencemari?
Baca Juga: Dari Akar Rumput hingga Generasi Muda Serukan Suara Baru untuk Energi yang Adil dan Bersih
Di atas kertas, mekanisme karbon terlihat menarik.
Namun di lapangan, Indonesia menghadapi kontradiksi besar:
- 10,29 juta hektare hutan primer hilang (Global Forest Watch, 2023).
Artikel Terkait
Menakar Arah Investasi Hijau: Saat Sektor Keuangan Jadi Penentu Masa Depan Iklim
Menebar Dakwah Hijau dari Padangsidimpuan, Hening Parlan Ajak Umat Rawat Bumi dengan Cinta
Iman yang Bergerak, Bumi yang Tersenyum: Semangat Lintas Iman di Bandung untuk Keadilan Iklim
Transisi Energi Gagal Berkeadilan, Tokoh Lintas Iman Desak Pemerintah Tinjau Ulang Arah Kebijakan Nasional
Saat Iman Bergerak untuk Bumi, Lintas Agama Serukan Energi Berkeadilan