HUKAMANEWS - Di tengah krisis iklim global yang semakin nyata, sekelompok pelajar lintas iman di Jawa Barat menunjukkan cara unik dalam menumbuhkan kepedulian terhadap bumi. Melalui kegiatan Faith in Action Eco Fun Track, mereka belajar bahwa menjaga alam bukan hanya tindakan ekologis, tetapi juga perwujudan iman dan cinta pada sesama ciptaan.
Kegiatan yang digelar di Bandung ini menjadi bagian dari program Strengthening Youth Multifaith Leader Initiative on Climate Justice through Ecofeminism (SMILE). Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara PW Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Barat, khususnya Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO) serta Bidang Lingkungan Hidup (LH), bersama jaringan lintas iman dan mitra media Bandung Bergerak.
Lewat serangkaian kegiatan tracking, refleksi sunyi, hingga eksplorasi pesan keadilan iklim, peserta diajak memahami hubungan mendalam antara iman, kemanusiaan, dan tanggung jawab ekologis. Dalam suasana alam terbuka, mereka menapaki jalur hijau sambil merenungkan bagaimana keyakinan dapat menjadi sumber kekuatan untuk merawat bumi.
“Menjaga bumi adalah bagian dari ibadah. Dari kegiatan ini kami belajar bahwa tindakan kecil seperti mengurangi sampah atau menanam pohon bisa menjadi wujud keimanan,” ujar Sunanulhuda, Ketua Umum PW IPM Jawa Barat.
Pendekatan ini sekaligus memperkenalkan konsep eco-theology dalam konteks pendidikan muda. Bahwa spiritualitas tidak berhenti di ruang ibadah, melainkan juga hidup di tengah tindakan nyata menjaga keseimbangan alam.
Melahirkan Pemimpin Muda Berwawasan Hijau
Program ini bertujuan memperkuat kepemimpinan pemuda dalam aksi iklim yang berkeadilan dan berperspektif kemanusiaan serta kesetaraan gender. Peserta diajak memahami pentingnya menerapkan gaya hidup berkelanjutan — mulai dari zero waste lifestyle, penghijauan, hingga efisiensi energi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Cuma Butuh Cas Beberapa Menit, Ponsel Xiaomi Ini Punya Baterai 9.000 mAh, Bisa Tanding Powerbank!
Faith in Action Eco Fun Track juga menjadi ruang apresiasi bagi para jurnalis muda lintas iman dari Fellowship Jurnalisme Pemuda Lintas Iman. Mereka selama ini aktif mengangkat isu keadilan iklim melalui liputan dan publikasi di media mitra Bandung Bergerak.
Karya-karya tersebut menyoroti kisah inspiratif warga dan komunitas yang memperjuangkan keberlanjutan lingkungan. Dari tangan-tangan muda inilah, lahir narasi baru: bahwa iman, kemanusiaan, dan bumi tidak dapat dipisahkan.
Upaya ini sekaligus mempertegas pentingnya peran media dan narasi positif dalam membangun kesadaran ekologis. “Kami ingin menunjukkan bahwa jurnalisme bukan sekadar peliputan, tapi juga tindakan moral untuk menyuarakan keadilan bagi bumi,” ujar salah satu peserta fellowship.
Di akhir kegiatan, para peserta menyusun rencana aksi kecil untuk diterapkan di komunitas masing-masing. Dari situ lahir para campaigner muda lintas iman yang siap menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah, rumah ibadah, dan ruang publik.***
Artikel Terkait
Transisi Energi di Mata Gen Z: Saatnya “Draw the Line” Menjelang COP30
Saat Narasi Iman dan Krisis Iklim Bertemu di Ruang Media, Suara Agama Jadi Energi Perubahan
Menanam Nilai Kepribadian Muhammadiyah, Meneguhkan Peran Perempuan Berkemajuan
Menakar Arah Investasi Hijau: Saat Sektor Keuangan Jadi Penentu Masa Depan Iklim
Menebar Dakwah Hijau dari Padangsidimpuan, Hening Parlan Ajak Umat Rawat Bumi dengan Cinta