HUKAMANEWS Greenfaith - Kepulan asap putih akhirnya membumbung dari Kapel Sistina pada 8 Mei 2025, menandai berakhirnya proses konklaf yang penuh harap dan doa.
Hari itu, Gereja Katolik menyambut pemimpin barunya: Robert Francis Prevost, yang kini resmi menjadi Paus ke-267 dengan gelar Paus Leo XIV.
Pemilihan ini bukan sekadar momen spiritual, tapi juga sinyal kuat dari para kardinal bahwa isu lingkungan akan menjadi prioritas utama bagi Gereja ke depan.
Sikap tegas Paus Leo XIV dalam menyerukan aksi nyata untuk merawat bumi menjadi daya tarik utama yang membuat namanya mengemuka di antara para calon.
Beberapa bulan sebelum terpilih, dalam Konferensi Roma pada 28 November 2024, ia telah menyampaikan pesan tegas kepada para pemimpin dunia: waktunya bergerak dari kata-kata ke tindakan konkret.
Ia memperingatkan bahwa dominasi manusia atas alam tak boleh menjadi tirani yang merusak, melainkan harus dibingkai dalam semangat hubungan timbal balik yang saling menjaga.
Pernyataannya ini tak hanya menjadi retorika, tetapi mencerminkan pemikiran mendalam tentang krisis lingkungan global yang semakin mendesak.
Dalam konferensi tersebut, Prevost mengkritik pendekatan yang mengutamakan eksploitasi sumber daya alam demi kepentingan ekonomi sesaat.
Ia mengajak seluruh umat manusia, terutama pemimpin dunia, untuk bertanggung jawab atas dampak dari perkembangan teknologi dan kebijakan terhadap keberlangsungan bumi.
Sikap ini tampaknya sejalan dengan warisan Paus Fransiskus yang dikenal luas melalui ensiklik *Laudato Si’*, yang mengajak dunia untuk memperlakukan bumi sebagai rumah bersama.
Konsistensi sikap Robert Francis Prevost terhadap isu lingkungan tidak luput dari perhatian para kardinal saat konklaf.
Baca Juga: Dari Dusun Sangurejo Kita Belajar, Peran Agama dalam Mendorong Aksi Lingkungan yang Nyata
Dalam dokumen Laporan Dewan Kardinal, tercantum jelas bahwa pandangannya tentang perlindungan lingkungan menjadi salah satu poin utama dalam profilnya.
Keberpihakannya pada keberlanjutan, ekologi, dan tanggung jawab moral terhadap ciptaan disebut sebagai alasan kuat di balik terpilihnya dirinya sebagai Paus.
Artikel Terkait
Bukan Cuma Nelayan, Perempuan Pesisir Ternyata Jadi Garda Terdepan Hadapi Krisis Iklim dengan beban Ganda
Bukan Wacana Lagi, PLTU Batu Bara Bakal Disuntik Mati, Simak Isi Aturan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Hari Bumi 2025 Bukan Sekedar Seremoni, Suhu Naik, Hutan Hilang, Laut Meninggi Dampak Nyata Krisis Iklim, Saatnya Bertindak Nyata Jaga Lingkungan
Hari Bumi Sedunia 2025, Momentum Aksi Nyata di Tengah Krisis Lingkungan Global
Kereta Api Indonesia Prioritaskan Kelestarian Lingkungan