Sudah saatnya kita mulai membalik perspektif.
Alih-alih terus mengandalkan pendekatan teknokratis, kenapa tidak kita mulai mendengar lebih banyak suara dari akar rumput?
Belajar dari masyarakat adat bukan berarti kembali ke masa lalu.
Justru sebaliknya, itu adalah jalan paling realistis untuk menyelamatkan masa depan.
Mereka sudah hidup selaras dengan bumi sejak lama.
Baca Juga: Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Sekarang tugas kita untuk memastikan mereka tidak sendirian menjaganya.
Dan lebih penting lagi, memastikan hak-hak mereka dilindungi, karena tanpa itu, tidak ada konservasi yang bisa bertahan lama.
Jadi, setuju enggak kalau kebijakan lingkungan harus mulai melibatkan masyarakat adat sejak awal?
Mungkin, jawabannya bukan hanya 'iya', tapi 'harus'.***
Artikel Terkait
5 Masjid dengan Desain Ramah Lingkungan, Inovasi Hijau yang Perkuat Keimanan dan Kepedulian Umat!
Menjaga Pohon, Menjaga Air, Kunci Kelestarian Hidup di Tengah Perubahan Iklim
Membumikan Iman untuk Menyelamatkan Bumi, Eco Bhinneka dan GreenFaith Gelar Diseminasi Hasil Advokasi Lintas Agama untuk Mengelola Risiko Lingkungan
Gunakan Panel Surya dan Kincir Angin, Dusun Bondan Kampung Laut Cilacap Jawa Tengah Merdeka Lewat Energi Terbarukan
Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi