HUKAMANEWS Greenfaith - Pohon dan air memiliki keterkaitan erat dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Pohon bukan hanya penghasil oksigen, tetapi juga berperan sebagai penyimpan air di dalam tanah.
Ketika musim kemarau tiba, air yang tersimpan dalam akar pohon menjadi sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan.
Namun, keberadaan pohon yang mampu menjaga ketersediaan air semakin berkurang akibat eksploitasi lahan yang tak terkendali.
Baca Juga: 5 Masjid dengan Desain Ramah Lingkungan, Inovasi Hijau yang Perkuat Keimanan dan Kepedulian Umat!
Menanam dan merawat pohon menjadi langkah nyata dalam menghadapi krisis air dan perubahan iklim yang semakin nyata.
Seorang seniman dan pemerhati budaya, Man Jasad, dalam unggahan akun Instagram @greenfaith.id menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengajarkan anak-anaknya menjaga lingkungan.
"Mungkin harus dimulai dengan peran orang tua yang menjadi contoh buat anak-anaknya. Kalau di lingkungan kita, pentingnya menanam pohon, terutama pohon yang menghasilkan air, seperti bambu dan beringin. Sayangnya, pohon beringin sering dianggap angker sehingga dikeramatkan, padahal menyimpan banyak air," ujarnya.
Senada dengan itu, Hening Parlan menambahkan bahwa pohon bambu dan beringin memiliki peran besar dalam konservasi air.
Baca Juga: Perempuan dan Hutan: Spiritualitas yang Menyatukan Kehidupan dalam Menghadapi Krisis Lingkungan
"Semakin ke sini, pohon beringin semakin langka. Kita sebenarnya ingin merawat pohon sebagai sesuatu yang baik, tapi malah dianggap sirik. Padahal tujuan utama adalah menjaga konservasi air untuk masa depan," jelasnya.
Dalam perspektif keagamaan, menjaga pohon juga merupakan bentuk ibadah. Dalam Al-Qur'an, QS. Al-An'am ayat 99 menegaskan bahwa Allah menciptakan air dan menumbuhkan tanaman yang memberikan manfaat bagi manusia.
Setiap pohon yang ditanam merupakan wujud syukur atas karunia yang diberikan oleh-Nya.
Fakta ilmiah mendukung bahwa pohon mampu menampung air hujan dan mengembalikannya ke dalam tanah, mencegah banjir dan kekeringan.
Baca Juga: Menggalang Kolaborasi Lintas Agama untuk Perlindungan Hutan Tropis dan Masyarakat Adat di Indonesia
Artikel Terkait
Atmosfer Bergejolak Bikin Hujan Disertai Petir Terjadi di Wilayah Pulau Jawa
Ramadan Hijau, Menggugah Kesadaran Ekologis di Tengah Tradisi Ibadah
Transisi Energi Tak Hanya Soal Mengganti Energi Kotor Menuju Energi Bersih, Tapi Juga Harus Adil Bagi Kelompok Rentan
Ramadhan Hijau, Saatnya Beribadah Sambil Menjaga Lingkungan
Menjaga Lingkungan Sebagai Bagian dari Iman, Solusi Berbasis Kepercayaan untuk Indonesia