HUKAMANEWS - Ketika sebuah partai politik terbentuk, ia membawa janji manis tentang perubahan dan kemajuan bagi rakyat. Manifesto politik mereka seringkali penuh dengan retorika seputar pemberantasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan kemerdekaan ekonomi. Namun, fakta yang muncul di lapangan menunjukkan bahwa kepentingan rakyat seringkali hanya menjadi tameng untuk melindungi kepentingan elit politik dan oligarki.
Pengamat politik Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH., dalam catatan analisis politiknya menyebut partai-partai besar di Indonesia kerap terlihat lebih fokus pada mempertahankan kekuasaan, daripada benar-benar mengatasi masalah-masalah yang mendasar bagi rakyat, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan ketidakadilan sosial. Berikut ini catatan lengkapnya.
***
PARTAI POLITIK seharusnya menjadi jembatan yang menghubungkan aspirasi rakyat dengan pusat kekuasaan. Di dalam setiap sistem demokrasi, partai politik berfungsi sebagai representasi dari keinginan kolektif masyarakat, serta sebagai alat perjuangan untuk mencapai kesejahteraan umum.
Namun, di Indonesia, peran partai politik dalam kenyataannya kerap dipertanyakan. Alih-alih memperjuangkan rakyat, banyak yang berpendapat bahwa partai politik justru menghancurkan kehidupan dan kedaulatan rakyat yang mereka klaim wakili.
Saat sebuah partai politik terbentuk, janji-janji yang disampaikan biasanya penuh dengan retorika manis: tentang perubahan, kemajuan, pemberantasan kemiskinan, serta pemerataan kesejahteraan. Manifesto politik mereka sering berisi harapan besar bagi masyarakat.
Faktanya, setelah memperoleh kekuasaan, banyak partai politik yang tidak menepati janji tersebut. Kepentingan rakyat sering kali hanya menjadi tameng untuk melindungi kepentingan elit politik dan oligarki, yang kenyataannya lebih banyak diuntungkan daripada rakyat biasa.
Manipulasi Rakyat Demi Kepentingan Politik
Sudah menjadi pemandangan umum bahwa hampir semua partai politik besar di Indonesia cenderung lebih berfokus pada mempertahankan kekuasaan daripada benar-benar menyelesaikan masalah rakyat seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan ketidakadilan sosial. Partai politik seringkali terjebak dalam kepentingan pribadi dan golongan yang merugikan masyarakat luas.
Banyak keputusan penting negara, termasuk kebijakan ekonomi dan politik, dibuat atas dasar kepentingan partai dan elitnya. Kebijakan seperti privatisasi aset negara atau eksploitasi sumber daya alam kerap kali hanya menguntungkan segelintir elit, sementara rakyat menderita dalam kemiskinan dan kehilangan akses terhadap sumber daya tersebut.
Di tengah situasi politik Indonesia yang carut marut, partai politik sering kali memanfaatkan rakyat hanya sebagai alat. Dalam momen krisis atau kampanye, rakyat dimobilisasi untuk mendukung agenda-agenda tertentu yang hanya menguntungkan elit partai. Namun, setelah kekuasaan diraih, janji-janji kampanye yang muluk sering kali tidak direalisasikan. Ini memperkuat persepsi bahwa partai politik menggunakan rakyat hanya sebagai batu loncatan menuju kekuasaan, tanpa peduli pada nasib mereka setelah itu.
Baca Juga: Ahmadi Noor Supit Diduga Kecipratan Uang Iklan Bank BJB yang Melonjak Gila-gilaan Lantaran Dikorupsi