Tan Malaka dan Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, Sebuah Tantangan untuk Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran

photo author
- Jumat, 13 September 2024 | 08:56 WIB
Ilustrasi. Tan Malaka, Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, sebuah catatan di era transisi pemerintahan Jokowi  menuju Prabowo - Gibran
Ilustrasi. Tan Malaka, Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, sebuah catatan di era transisi pemerintahan Jokowi menuju Prabowo - Gibran

 

HUKAMANEWS – Di saat Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bersiap mengambil alih tampuk kekuasaan, tantangan yang dihadapinya semakin kompleks. Bukan hanya soal memimpin negara di tengah ketidakpastian geopolitik global, tetapi juga kenyataan bahwa sistem politik dan ekonomi Indonesia masih dikuasai oleh kaum elite yang belum banyak berubah. 

Dalam konteks tersebut, dalam analisis politiknya, Dr Pieter C Zulkifli, SH., MH, menyebut bahwa kondisi saat ini masih sangat relevan dengan catatan Tan Malaka tentang makna kemerdekaan yang diutarakan puluhan tahun silam, di mana kaum elite terlalu banyak mengeruk fasilitas dan kemudahan, sementara rakyat jelata hanya mendapatkan remah-remah kemerdekaan. Lebih lengkap, berikut catatan kritis pengamat politik dan hukum ini.

*** 

MENGAWALI tulisan, izinkan penulis menukil kalimat tajam dari seorang pengajar, filsuf, sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka. Dalam salah satu pernyataannya, Tan Malaka dengan lantang menegaskan bahwa kemerdekaan hanya milik para elite, bukan rakyat. 

"Kalian (kaum elite) yang menikmati kemerdekaan," katanya, "bukan rakyat jelata."

Kalimat ini, meski ditulis puluhan tahun silam, tetap relevan dengan kondisi sekarang. Indonesia telah melewati berbagai fase pemerintahan, namun kemerdekaan dalam pengertian yang hakiki, tampaknya masih belum menyentuh seluruh rakyat.

Baca Juga: Usai Viral dan Banyak Dikecam Atas Putusan Pengadilan Negeri Denpasar, I Nyoman Sukena Dikenakan Tahanan Rumah

Makna Kemerdekaan yang Salah Arah 

Kemerdekaan seharusnya lebih dari sekadar simbolis; ia harus bermakna bagi semua lapisan masyarakat, khususnya bagi mereka yang terpinggirkan. Namun, perjalanan bangsa ini masih sering tersesat dalam pengertian merdeka. 

Alih-alih membebaskan rakyat dari cengkeraman kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan, kemerdekaan justru seolah menjadi hak istimewa bagi mereka yang memiliki akses pada kekuasaan dan ekonomi. 

Tan Malaka berargumen, jika kesalahan arah ini tidak segera diperbaiki, bangsa ini tidak akan pernah mencapai kemerdekaan sejati. Pernyataan ini seolah menjadi peringatan, sebuah ajakan untuk mengevaluasi ulang perjalanan bangsa Indonesia yang masih terjerat pada pola lama, di mana elite terus menikmati hasil perjuangan sementara rakyat terus berjuang untuk hidup layak.

Baca Juga: Harun Masiku Masih Bebas, KPK Kelabakan Cari Buron Legendaris, Baru Mobilnya Ditemukan! 

Penjilat Kekuasaan di Era Jokowi

Relevansi ucapan Tan Malaka kembali mencuat di penghujung kekuasaan Presiden Jokowi. Di periode akhir masa pemerintahannya, fenomena "penjilat kekuasaan" semakin marak. Orang-orang yang secara terbuka memuja dan mendukung penguasa, dengan berbagai alibi, seringkali diberi jabatan strategis, terlepas dari kompetensi atau kontribusinya bagi masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X