Dan pada titik ini, Puan Maharani memainkan peran kunci. Puan Maharani tampaknya sedang memainkan politik jalan tengah, semacam politik mencari titik temu dari berbagai kepentingan yang dapat mencegah perpecahan para elite.
Tentu ada pertanyaan, di mana posisi Jokowi ketika Megawati dan Prabowo bertemu. Lagi-lagi ini masalah ego masing-masing elit. Membangun persatuan dari perseteruan yang pernah terjadi adalah bentuk sikap kenegarawanan yang akan dicatat oleh tinta emas sejarah.
Indonesia harus bersih dari gerombolan orang-orang yang menyebut dirinya elite tetapi perilakunya sangat buruk bahkan sangat tepat disebut politikus busuk. Ke depan para pemangku jabatan/kekuasaan harus figur-figur yang tidak terafiliasi dengan jaringan kelompok kiri yang pelan-pelan mereka ingin merubah konstitusi Negara.
Baca Juga: Mulai Umur Berapa Kitten Boleh Dimandikan? Simak Tips dan Informasi Lengkapnya
Negara harus tegas dan berani bertindak menghukum dan tidak lagi memberikan ruang kepada siapapun untuk menduduki jabatan strategis di semua wilayah kekuasaan negara, lembaga pendidikan, kesehatan, BUMN, bahkan TNI, Polri.
Fenomena pasca Pilpres 2024, banyak para purnawirawan TNI dan Polri menghujat Presiden dengan tidak sopan, bahkan ada diantara mereka memberikan pernyataan yang sangat tidak beradab. Ini harus dihentikan dan tidak boleh terjadi lagi pada masa yang akan datang.
Pemimpin negeri ini harus berani membuat terobosan baru untuk mengubah seluruh pola pendidikan rektuitmen, promosi bahkan skrening yang ketat kepada siapapun yang akan menduduki posisi dan jabatan strategis dan pada lembaga negara lainnya. Agar semua bergerak seirama menjalankan kapal besar bernama Indonesia. Indonesia Tegas, Indonesia bermartabat.***