Indikator politik mencatat elektabilitas Ganjar-Mahfud sebanyak 24,5%, Litbang Kompas 15,3%, dan CSIS 19,4%.
Bagaimana dengan PDI Perjuangan? Meskipun masih tercatat sebagai partai yang mendominasi parlemen, berdasarkan survei terbaru, elektabilitas PDI Perjuangan turun menjadi 19,2%, jauh dari perolehan suara mereka di Pemilu 2019 yaitu 22,2%. Penurunan ini alarm pengingat bagi partai yang telah berkuasa selama dua periode ini.
PDIP sempat menjadi primadona pada bursa politik elektoral di masa lalu, kini, apakah julukan partai wong cilik masih pantas disematkan pada partai banteng bermoncong putih ini?
Baca Juga: Anti-Hoaks! Wolbachia dari Kemenkes Bikin DBD Jalan Miring, Beneran Aman dan Efektif!
Sikap bertele-tele elite PDIP, yang diwakili oleh Megawati, hanya mempertegas tentang kesombongan dan sikap politik menghina dan merendahkan sesama anak bangsa. Sikap dan perilaku elite PDIP justru seringkali terkesan sangat dramatis. PDIP dengan jargon Partai Wong Cilik jelang tahun politik, sesungguhnya ini fakta atau hanya slogan omong kosong ?
HUT PDIP adalah momen yang tepat untuk memperlihatkan sikap politik yang rendah hati, bijaksana dalam menyikapi berbagai dinamika politik nasional.
Jika partai ini ingin tetap eksis dan dipercaya oleh rakyat, maka ia harus mampu berbenah diri dan menjawab tuntutan zaman. Jangan meremehkan kemampuan dan prestasi anak bangsa, bahkan peran politik generasi milenial.
Baca Juga: Debat Capres untuk Mencari Pemimpin Terbaik, Bukan Memilih Kandidat Berwatak Sengkuni
Hanya dengan melakukan introspeksi dan pembenahan diri, PDI Perjuangan dapat kembali merebut kepercayaan rakyat dan mengantarkan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.***