Tantangan Generasi Emas, Meluaskan Perspektif dan Memahami Geopolitik

photo author
- Rabu, 6 November 2024 | 12:59 WIB
Ilustrasi. Bukan sekedar demo, tantangan generasi emas 2045 yakni meluaskan perspektif dan memahami geopolitik dunia.
Ilustrasi. Bukan sekedar demo, tantangan generasi emas 2045 yakni meluaskan perspektif dan memahami geopolitik dunia.

Generasi emas harus siap menjadi pemimpin yang tidak hanya berani bersuara, tetapi juga memiliki analisis yang tajam dan mampu memahami bahwa dunia penuh dengan nuansa kompleks. Mereka perlu belajar bahwa pemerintah, meski tak selalu sempurna, bukanlah musuh, melainkan bagian dari sistem yang bisa diperbaiki bersama. Kritik yang konstruktif, berbasis analisis dan wawasan global, akan menjadi fondasi yang kuat untuk membangun bangsa.

Baca Juga: Terlambat Daftar Akta Kelahiran Anak, Apa Saja Risikonya dan Cara Mengatasinya? 

Membangun Kritik yang Bermakna

Indonesia membutuhkan generasi yang matang secara sosial dan memahami konteks global, bukan generasi yang hanya pandai berteriak di jalanan. Era digital dan globalisasi menuntut mahasiswa untuk menguasai ilmu tidak hanya di bidangnya, tetapi juga memahami dinamika global yang berdampak pada kebijakan dalam negeri.

Pemerintah juga harus serius membangun sistem yang kuat untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan nasional. Ini penting agar dalam dua dekade ke depan generasi muda Indonesia mampu bersaing dengan generasi muda dari negara lain. Diakui, sejak dulu Indonesia tidak memiliki sistem yang baik, sehingga ruang-ruang kekuasaan dikuasai kelompok elite tertentu. Jangan memusuhi minoritas jika mereka mendapatkan kesempatan mengabdi pada bangsa dan negara. Berikan sebagian kecil ruang-ruang itu kepada orang-orang yang tepat. Jika ini terjadi, dalam dua puluh tahun Indonesia bisa menjadi negara yang kuat.

Baca Juga: Tom Lembong Lawan Balik! Ajukan Praperadilan Kasus Korupsi Gula, Klaim Jadi Korban Salah Tangkap Kejagung 

Sekali lagi, kepemimpinan nasional yang efektif memerlukan dukungan dari masyarakat yang memiliki perspektif luas dan siap mendukung kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Tanpa ini, kritik hanya akan menjadi teriakan kosong yang tak mengarah pada perubahan nyata. 

Menjadi generasi emas berarti menjadi pemimpin yang siap mengabdi bagi negara, baik dalam lingkup nasional maupun global. Tanpa perspektif yang luas dan wawasan global, kritik hanya akan menjadi sekadar kata-kata tanpa makna, jauh dari perubahan yang diinginkan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X