Seperti diketahui bersama, partai utama pendukung paslon 01 yakni Nasdem dan PKS telah mengakui kemenangan dan memberikan ucapan selamat kepada pasangan Prabowo Gibran. Bila berbicara tentang etika, ketika partai-partai yang mengusung sudah bisa menerima kemenangan lawan, maka sangat tidak elok bila Anies tetap ngotot melakukan perlawanan ke MK.
Sementara itu, PPP yang merupakan partai koalisi pendukung Paslon 03 juga telah mengakui kemenangan Prabowo Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. PPP juga menyatakan tidak menggugat hasil Pilpres ke MK.
Membuka kembali catatan hasil final rekapitulasi KPU yang diumumkan 20 Maret lalu, Prabowo Gibran menang telak dalam satu putaran karena dipilih oleh lebih dari 50% suara nasional, dan unggul di lebih dari 20 provinsi di Indonesia. Prabowo-Gibran memperoleh 96.214.691 suara sah atau setara dengan 58,6 persen dari total suara nasional 164.227.475.
Prabowo-Gibran menang di 36 dari 38 provinsi di Indonesia. Mereka juga unggul dalam pemungutan suara di luar negeri. Dua provinsi lainnya dimenangkan oleh Anies-Muhaimin. Sementara itu, Ganjar-Mahfud tak menang di provinsi mana pun.
Ketika misalnya kemenangan ini didiskualifikasi, seperti permintaan Anies dan Ganjar, maka siapa bisa menjamin masyarakat tidak marah. Siapa yang menjamin kondisi negeri ini akan baik-baik saja?
Baca Juga: Waspada Gula Darah Tinggi! Kenali 7 Tandanya di Kaki, Tangan, dan Gusi
Ingat, pasca Pemilu dan Pilpres 2024, Indonesia masih memiliki agenda besar untuk membangun dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, di tengah gejolak geopolitik dunia yang tidak menentu. Jangan sampai karena kontestasi demokrasi, masalah ini berlarut-larut hingga membuat instabilitas politik nasional.
Kita memang tidak bisa melarang kubu Anies dan Ganjar mengajukan sengketa pemilu. Namun, penting bagi keduanya untuk menyampaikan secara konstruktif dengan menghormati lembaga-lembaga demokratis. Menggunakan saluran yang sah dan demokratis untuk menyampaikan keprihatinan mereka akan memperkuat sistem politik Indonesia, bukan melemahkannya.
Dengan demikian, tunggu dengan sabar untuk melihat sikap Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo legowo dalam menghadapi hasil Pilpres 2024.
Apapun sikap yang mereka ambil, hal itu akan menjadi cerminan dari kedewasaan politik dan komitmen mereka terhadap kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia.***
Artikel Terkait
Film Dirty Vote Jelang Pencoblosan, ‘Serangan Fajar’ Versi Baru
Menakar Kedewasaan Berpolitik di Tengah Potensi Sengketa Pemilu 2024 dan Integritas MK
Hak Interpelasi, Hak Angket, dan Skenario Jahat Kelompok Takut Kalah
Buruk Muka Cermin Dibelah, Catatan untuk Ganjar Mahfud, Megawati, dan Elite PDI Perjuangan
10 Tahun Lebih Menggantung, RUU Perampasan Aset Tak Kunjung Dibahas DPR, Ada Apa dengan Elite Politik di Senayan?
Membaca Gestur Politik Puan Maharani di Tengah Gelombang Hak Angket dan Interpelasi
Pilpres 2024, Menanti Sikap Legowo Ganjar Pranowo
Memaknai Kemenangan Prabowo Gibran Bagi Indonesia Maju