Di media sosial, warganet menyoroti betapa mudahnya remaja terpapar ideologi kekerasan dari internet.
Namun banyak juga yang menunjukkan empati, menilai bahwa kasus ini adalah sinyal serius tentang minimnya ruang aman bagi pelajar untuk berbicara.
Diskusi publik pun bergeser ke isu penting: bagaimana keluarga dan sekolah bisa menjadi tempat anak bercerita tanpa takut dihakimi.
Kasus ledakan SMAN 72 Jakarta bukan hanya soal tindakan hukum, tetapi alarm keras tentang krisis kesehatan mental remaja yang sering luput dari perhatian.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Pembatasan PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, DKI Beri Dukungan Penuh
Peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial sangat menentukan apakah seorang anak merasa aman atau justru semakin tertekan.
Ke depan, masyarakat perlu memastikan setiap anak memiliki akses pada ruang bercerita, pendampingan, dan dukungan emosional yang layak.***