nasional

Trump Kembali Kobarkan Perang Dagang Internasional, Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Mulai 4 Juni Ini

Minggu, 1 Juni 2025 | 15:00 WIB
Donald Trump gandakan tarif impor baja dan aluminium, picu kecaman global dan ancam stabilitas perdagangan internasional. (HukamaNews.com / Net)

Tak kalah tegas, Uni Eropa menyatakan kekecewaannya secara resmi dan menyebut telah menyiapkan langkah balasan jika tidak ada kesepakatan yang tercapai sebelum 14 Juli mendatang.

Di Inggris, suara kekecewaan terdengar jelas dari Direktur Jenderal UK Steel, Gareth Stace.

Ia memperingatkan bahwa tarif baru ini bisa membuat pesanan baja dari Inggris dibatalkan atau ditunda, sebab harga produksi menjadi tidak lagi kompetitif.

Pemerintah Inggris pun kini tengah meminta klarifikasi dari otoritas AS dan berharap isu ini bisa dibahas lebih dalam dalam pertemuan OECD yang akan berlangsung di Paris.

Baca Juga: Tahun 2025 Ini Belum Juga Terlihat Indikasi Penurunan Suhu Bumi

Sementara itu, dari benua Asia, India turut menyuarakan kekhawatiran.

Federasi Organisasi Ekspor India (FIEO) menyatakan bahwa kenaikan tarif ini akan berdampak langsung pada ekspor produk baja dan aluminium India, termasuk komponen otomotif dan pipa baja tahan karat yang menjadi andalan ekspor mereka.

Langkah Trump ini tidak berdiri sendiri.

Sejak awal masa jabatannya, Trump memang dikenal dengan pendekatan proteksionis yang agresif.

Sebelumnya, ia juga telah menaikkan tarif untuk hampir semua produk dari Kanada, Meksiko, bahkan China.

Akibatnya, negara-negara tersebut merespons dengan langkah balasan, seperti tarif tambahan dan pembatasan ekspor, yang sempat memicu perang dagang berkepanjangan pada periode sebelumnya.

Baca Juga: Gara-Gara Trump, Harga Ponsel Samsung di AS Terancam Naik hingga 40 Persen Karena Tarif Baru

Kini, dengan kebijakan baru yang diumumkan Trump, ketegangan serupa kembali muncul ke permukaan.

Dampaknya mulai terasa di pasar keuangan global.

Indeks saham S\&P 500 mengalami penurunan tajam, sementara nilai tukar dolar Kanada dan peso Meksiko ikut tertekan.

Halaman:

Tags

Terkini