HUKAMANEWS - Kamu yang sering beli ponsel Samsung di Amerika Serikat harus siap-siap menghadapi perubahan harga yang cukup besar.
Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 25 persen untuk ponsel yang dijual di AS tapi diproduksi di luar negeri.
Karena Samsung tidak memiliki fasilitas produksi di AS, kebijakan ini langsung berpotensi membuat harga ponsel mereka naik tajam.
Menurut laporan dari Android Headlines, tarif 25 persen ini bisa membuat harga ponsel Samsung melonjak antara 30 sampai 40 persen.
Tarif ini bukan hanya biaya tambahan yang harus ditanggung perusahaan, tapi biasanya dibebankan langsung ke konsumen.
Jadi, kamu kemungkinan akan merasakan efeknya saat beli ponsel Samsung terbaru atau seri lipat seperti Galaxy Fold dan Flip.
Situasi ini cukup pelik bagi Samsung, karena pasar ponsel mereka di AS sendiri sudah menurun drastis dalam beberapa kuartal terakhir.
Dari pangsa pasar 31 persen di kuartal pertama 2024, kini turun menjadi sekitar 18 persen di kuartal terakhir tahun yang sama.
Jika tarif ini benar-benar diterapkan, Samsung bakal menghadapi tantangan besar untuk tetap kompetitif, apalagi kalau pesaingnya bisa lebih efektif menyerap tarif atau bahkan memproduksi di dalam negeri.
Dampaknya bukan cuma soal perusahaan, tapi juga kamu sebagai konsumen.
Kenaikan harga sebesar ini bisa bikin banyak orang menunda ganti ponsel atau memilih bertahan dengan perangkat lama lebih lama.
Jadi, pengeluaran buat beli ponsel baru jadi jauh lebih berat dari sebelumnya.
Tarif ini juga tidak cuma mengancam Samsung saja, Apple juga kena imbas.
Artikel Terkait
Kiriman Laptop ke AS Dihentikan! Efek Tarif Impor Donald Trump Bikin Pasar Gadget Dunia Kena Imbas Besar
Ingat Indonesia Masih Punya Daya Jual, Jangan Asal Lobi di Depan Donald Trump
Tarif Impor Donald Trump Bikin Panas! Indonesia Jadi Negara yang Didekati Duluan, Apa yang Diam-Diam Ditawarkan ke Amerika?
Meski Donald Trump Bikin Goncangan, Rakyat Indonesia Masih Bisa Makan Tahu Tempe
Tarif Impor Ala Donald Trump Bikin Rugi Jutaan Dolar, Pengusaha Kecil AS Nekat Gugat Balik sang Presiden