Trump Bertemu Presiden Suriah Ahmed al Sharaa Di Arab Saudi, Usai Trump Cabut Sanksi AS Terhadap Negara Itu

photo author
- Rabu, 14 Mei 2025 | 19:21 WIB
Putra mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman,  Trump dan Presiden Suriah Sharaa bertemu di Riyadh (kiri-kanan)
Putra mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman, Trump dan Presiden Suriah Sharaa bertemu di Riyadh (kiri-kanan)

HUKAMANEWS - Pertemuan Trump dengan Ahmed al-Sharaa di Arab Saudi dianggap sebagai kunci menuju pengakuan legitimasi otoritas baru Suriah.

Donald Trump telah bertemu presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, di Arab Saudi dan mengatakan bahwa Washington sedang menjajaki normalisasi hubungan dengan Suriah.

Pertemuan ini sehari setelah pengumuman bahwa semua sanksi AS terhadap Suriah akan dicabut.

Presiden AS bertemu Sharaa, mantan militan yang berperang melawan pasukan AS di Irak, sebelum konferensi Dewan Kerjasama Teluk (GCC), bagian dari kunjungan empat hari Trump ke Timur Tengah.

Trump berupaya merayu sekutu Teluk untuk berinvestasi di AS.

Trump akan mendarat di Doha berikutnya, tempat ia akan bertemu pemimpin Qatar, Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

Foto-foto menunjukkan putra mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman, duduk di ruangan saat Trump dan Sharaa bertemu di Riyadh, diapit oleh menteri luar negeri AS, Marco Rubio, dan menteri luar negeri Suriah, Asaad al-Shaibani.

Baca Juga: iOS 19 Bawa Kejutan! Fitur AI Baru Apple Bikin Baterai iPhone Kamu Tahan Lebih Lama, Gak Perlu Atur Apa-Apa!

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, bergabung dalam pertemuan tersebut melalui telepon, menurut kantor berita Turki Anadolu.

Menurut juru bicara Gedung Putih, Trump mendesak Sharaa untuk "mendeportasi teroris Palestina" dan menjadi penanda tangan perjanjian Abraham, yang akan menormalisasi hubungan Suriah dengan Israel.

Ia juga mendesak Sharaa untuk membantu AS dalam misinya memerangi ISIS dan menangani persediaan senjata kimia yang tersisa di negara itu.

"Saya memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka awal yang baru,” kata Trump kepada GCC setelah pertemuannya dengan Sharaa.

"Ini memberi mereka kesempatan untuk menjadi lebih hebat. Sanksi itu benar-benar melumpuhkan, sangat kuat."

Pertemuan itu luar biasa karena pemerintahan Trump sebelumnya berhati-hati dalam berinteraksi dengan Sharaa, mantan pemimpin kelompok pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: Guardian

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X