Sementara itu, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, mengingatkan bahwa sejarah selalu mengajarkan kerjasama lintas agama.
“Tak ada daerah yang maju hanya dengan satu agama. Anak muda punya kekuatan untuk membawa perubahan melalui karya nyata,” tuturnya.
Dari Tagilom, anak-anak muda Ternate belajar, toleransi bukan sekadar slogan. Ia berakar dari pengalaman sejarah, dirawat lewat perjumpaan, dan diperkuat melalui aksi nyata. Dari rumah ibadah hingga kedaton, mereka menemukan bahwa keberagaman adalah anugerah, dan persaudaraan adalah warisan yang tak ternilai.***