HUKAMANEWS GreenFaith— Suasana hangat menyelimuti malam penganugerahan PAN Award 2025 ketika nama GreenFaith Indonesia diumumkan sebagai penerima penghargaan kategori Pejuang Lingkungan Terdepan, Minggu 24 Agustus 2025, di Jakarta. Penghargaan ini menjadi tonggak penting, bukan hanya bagi organisasi lintas iman tersebut, melainkan juga bagi gerakan lingkungan di Indonesia yang semakin mendesak di tengah krisis iklim.
GreenFaith Indonesia dikenal luas sebagai gerakan yang menjembatani isu lingkungan dengan nilai-nilai spiritual lintas agama. Sejak berdiri, organisasi ini aktif mengajak komunitas keagamaan, tokoh lintas iman, serta kelompok masyarakat sipil untuk bersama-sama menjaga bumi melalui aksi nyata. Mulai dari kampanye transisi energi berkeadilan, pendidikan ekoteologi di pesantren dan rumah ibadah, hingga gerakan advokasi melawan krisis iklim, GreenFaith meneguhkan posisinya sebagai pionir yang memadukan iman, moralitas, dan kepedulian ekologis.
Penghargaan PAN Award ini menjadi bentuk pengakuan atas konsistensi GreenFaith yang tak hanya berkampanye, tetapi juga mengakar kuat di komunitas.
“Ini bukan sekadar penghargaan bagi kami, tetapi sebuah pengingat bahwa perjuangan menjaga bumi adalah panggilan moral yang harus terus kita lakukan bersama,” ujar Hening Parlan, Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia, usai menerima penghargaan.
Ia menekankan bahwa krisis iklim bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga persoalan etis yang menyangkut keberlanjutan hidup generasi mendatang.
GreenFaith Indonesia kerap menggaungkan pesan bahwa iman tanpa kepedulian ekologis hanyalah ritual kosong. Lewat berbagai program dan kolaborasi lintas lembaga, seperti 1000 Cahaya yang menggerakkan audit energi di masjid, gereja, sekolah, hingga rumah ibadah, GreenFaith berupaya menanamkan kebiasaan baru: hemat energi, beralih ke sumber energi bersih, serta menumbuhkan kesadaran ekologis sejak dini. Tak jarang, gerakan ini menjadi inspirasi bagi komunitas keagamaan lain di Asia Tenggara.
Hening menambahkan, “Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil di komunitas. Ketika rumah ibadah bisa menjadi teladan dalam menggunakan energi bersih dan ramah lingkungan, maka umat akan melihat bahwa kepedulian pada bumi adalah bagian dari iman.”
Dalam beberapa tahun terakhir, GreenFaith juga aktif membangun jejaring dengan komunitas internasional. Melalui kampanye global Faiths for Climate Justice, mereka mengajak umat lintas agama untuk menekan pemerintah dan perusahaan agar lebih serius dalam komitmen pengurangan emisi. Kehadiran GreenFaith di Indonesia membawa warna tersendiri, terutama dalam menghubungkan nilai-nilai spiritual dengan isu lingkungan yang kerap dianggap teknokratis.
Penghargaan PAN Award semakin mempertegas peran GreenFaith Indonesia di panggung nasional. Di tengah tantangan kerusakan lingkungan dan tarik menarik kepentingan politik-ekonomi, suara moral lintas iman yang mereka bawa menjadi oasis sekaligus pengingat: menjaga bumi bukan pilihan, melainkan kewajiban.
Dengan penghargaan ini, GreenFaith Indonesia berharap semakin banyak pihak—baik komunitas agama, akademisi, aktivis, hingga pembuat kebijakan—yang mau bersinergi. Sebab, sebagaimana sering diserukan Hening Parlan, “Menyelamatkan bumi adalah pekerjaan iman, pekerjaan hati, dan pekerjaan bersama.”***
Artikel Terkait
Kapitalisme dan Ruang Hidup: Suara Kritis dari Pesantren Ekologi Bogor
Menolak Tenggelam: Suara dari Pulau Pari untuk Keadilan Iklim
Suara Perempuan dari Pesantren untuk Keadilan Iklim
Keadilan Ekologis Butuh Riset yang Turun ke Akar Masalah
Perempuan Pulau Pari: Penjaga Laut, Penjaga Kehidupan