Beban Ganda Perempuan di Era Krisis Iklim, Kenapa Perempuan Harus Lebih Kuat dan Terlibat dalam Solusi Lingkungan?

photo author
- Kamis, 12 September 2024 | 11:35 WIB
Krisis iklim berdampak ganda pada perempuan. Temukan alasan mengapa mereka perlu lebih terlibat dalam solusi lingkungan dan kebijakan (Instagram / HukamaNews.com)
Krisis iklim berdampak ganda pada perempuan. Temukan alasan mengapa mereka perlu lebih terlibat dalam solusi lingkungan dan kebijakan (Instagram / HukamaNews.com)

Ironisnya, meskipun perempuan sangat rentan terhadap dampak krisis iklim, akses mereka dalam diskusi dan pengambilan keputusan terkait mitigasi krisis iklim masih sangat terbatas.

Seolah-olah, suara mereka tidak dihargai dalam ruang-ruang yang penting.

Andi Pratiwi, seorang peneliti yang mendalami isu ini, menunjukkan dalam analisisnya pada 2023 bahwa kebijakan iklim di Indonesia masih jauh dari kata "sensitif gender".

Baca Juga: Gara-Gara Pelihara Ikan Aligator Gar, Kakek Piyono di Malang Divonis 5 Bulan Penjara

Jadi, selain harus menghadapi dampak langsung dari krisis iklim, perempuan juga dihadapkan pada kendala struktural yang membatasi mereka untuk ikut terlibat dalam pengambilan keputusan.

Hasil penelitian PPIM UIN Jakarta yang dirilis pada 2023 juga mendukung temuan ini.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesadaran gender di kalangan umat Islam di Indonesia masih rendah, dengan perempuan sering kali memiliki keterbatasan dalam tampil di ranah publik.

Wawancara dengan aktivis perempuan di organisasi keagamaan Islam memperlihatkan bahwa ada banyak halangan yang mereka hadapi, baik secara kultural maupun struktural.

Baca Juga: Baru! Itel A80, Smartphone Rp1 Jutaan dengan RAM 8GB dan Kamera 50MP, Fitur Premium yang Nggak Perlu Mahal-mahal!

Keterlibatan perempuan dalam gerakan peduli lingkungan juga masih tergolong rendah.

Penelitian PPIM UIN Jakarta mengenai Gerakan Green Islam di Indonesia menemukan bahwa dari 142 organisasi lingkungan berbasis keagamaan Islam, hanya 23% di antaranya yang melibatkan perempuan.

Sisanya, 77%, didominasi oleh laki-laki. Bukankah ini cukup mengejutkan?

Padahal, perempuan memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Baca Juga: Tiga Perwira Polri Melaju ke Tahap Lanjutan Seleksi Capim KPK, Akankah Polri Kuasai Kursi Pimpinan Lembaga Anti Korupsi ini?

Namun, ada secercah harapan. Seiring dengan semakin berkembangnya diskursus tentang kesetaraan gender, semakin banyak perempuan yang mulai vokal mengadvokasi isu-isu sosial, termasuk isu lingkungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Instagram

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X