HUKAMANEWS Greenfaith - Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, menghadapi tantangan dalam mengelola toleransi antar agama dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dua isu ini sering kali berkelindan satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.
Baru-baru ini, studi mengenai toleransi Muslim terhadap kelompok non-Muslim di Indonesia menunjukkan hasil yang menarik. Ditambah lagi, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa sorotan baru terhadap gerakan lingkungan berbasis keagamaan.
Lantas, apakah lawatan ini dapat membawa dampak yang signifikan?
Studi Toleransi: Faktor Religiusitas atau Interaksi Sosial?
Pada tahun 2023, sebuah studi mengungkapkan bahwa ajaran agama dan tingkat religiusitas tidak berperan dominan dalam membentuk tingkat toleransi Muslim terhadap non-Muslim.
Yang lebih mencengangkan, rendahnya interaksi sosial dengan kelompok yang berbeda agama justru berperan lebih besar dalam menurunkan tingkat toleransi.
Di Indonesia, meskipun ajaran Islam menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian, praktiknya sering kali terbentur oleh minimnya pergaulan lintas agama.
Dalam masyarakat yang tersegmentasi oleh identitas agama, interaksi antar agama masih terbatas.
Hal ini menyebabkan banyak individu memiliki pandangan yang terbatas tentang kelompok di luar keyakinannya.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Penanganan Mpox Hampir Sama dengan Penanganan Covid Butuh Kerjasama Antarnegara
Tanpa interaksi yang memadai, persepsi negatif atau ketidakpercayaan lebih mudah tumbuh subur.
Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk melihat bahwa memperbaiki tingkat toleransi bukan hanya soal memperdalam pemahaman agama, tetapi juga memperbanyak interaksi positif dengan komunitas lain.
Artikel Terkait
Rasa Haru dan Senyum Paus Fransiskus Bikin Terpukau dan Menangis Saat Gembala Umat Tiba di Jakarta
Paus Fransiskus: Indonesia Harus Tegas dalam Transisi Energi, Jangan Lagi Bergantung pada Fosil!
Stadion SUGBK Dibajiri Umat! Misa Suci Paus Fransiskus Jadi Penuh Warna, Ribuan Orang Hadir dengan Antusias!
Rieke Diah Pitaloka Manfaatkan Momen Pertemuan dengan Paus Fransiskus untuk Curhat Soal Vonis Toni Tamsil yang Ganjil