IHSG Tiba-Tiba Pulih! Apakah Ini Peluang Emas atau Sinyal Ambruk Lebih Dalam?

photo author
- Rabu, 19 Maret 2025 | 20:00 WIB
Setelah jatuh 5%, IHSG dibuka optimis di level 6.000. (HukamaNews.com / Antara)
Setelah jatuh 5%, IHSG dibuka optimis di level 6.000. (HukamaNews.com / Antara)

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa efek regulasi ini bersifat sementara, terutama jika fundamental emiten kembali membaik dalam jangka menengah hingga panjang.

Peran OJK dan BEI dalam Stabilisasi Pasar

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt pada Selasa (18/3/2025) setelah IHSG jatuh hingga menyentuh batas bawah 5%.

Trading halt dilakukan selama 30 menit mulai pukul 11:19:31 WIB sebagai upaya menstabilkan pasar.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00024/BEI/03-2020 tentang penanganan perdagangan dalam kondisi darurat.

Baca Juga: Tanggapi Sesi Latihan Perdana Timnas Garuda, Patrick Kluivert Optimis Timnas Raih Poin Terbaik Hadapi Australia

Langkah ini merupakan bagian dari strategi mitigasi untuk mencegah kepanikan yang lebih besar di pasar modal.

Prospek IHSG: Bisa Bangkit atau Lanjut Melemah?

Kondisi IHSG ke depan masih bergantung pada beberapa faktor utama, termasuk kebijakan fiskal dan moneter pemerintah, serta reaksi investor terhadap sentimen global.

Jika kinerja emiten kembali stabil dan aliran modal asing masuk ke pasar, maka ada peluang bagi IHSG untuk kembali menguat di atas level 6.000.

Namun, jika tekanan dari defisit APBN dan penurunan peringkat saham berlanjut, maka investor perlu waspada terhadap kemungkinan koreksi lebih lanjut.

Baca Juga: Serangan Brutal Israel ke Wilayah Gaza Palestina, Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour Desak PBB Tak Tinggal Diam

Untuk saat ini, level 6.000 menjadi titik krusial yang harus diperhatikan oleh pelaku pasar guna menentukan arah pergerakan IHSG selanjutnya.

Dengan dinamika pasar yang masih penuh ketidakpastian, investor disarankan untuk tetap menerapkan strategi yang bijak dalam berinvestasi, termasuk diversifikasi portofolio dan memanfaatkan momentum pasar untuk mendapatkan keuntungan optimal.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Antara News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X