Kena Tarif Impor 19 Persen, Sektor Garmen dan Alas Kaki Mulai Ancang - Ancang Balik Kanan Incar Pasar Jepang dan Eropa

photo author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 07:47 WIB
Ilustrasi industri tekstil. Terbitnya ijin Kawasan Berikat yang dikeluarkan sepanjang semester I-2024 didominasi industri tekstil. (Mircea Ploscar dari Pixabay)
Ilustrasi industri tekstil. Terbitnya ijin Kawasan Berikat yang dikeluarkan sepanjang semester I-2024 didominasi industri tekstil. (Mircea Ploscar dari Pixabay)

HUKAMANEWS – Pelaku industri di Jawa Tengah, mereka yang selama ini eksis di sektor tekstil dan alas kaki, tetap merasakan pengaruh penurunan tarif ekspor 19 persen dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu. Sebab Amerika Serikat merupakan mitra ekspor utama Jawa Tengah selama ini.

"Sekitar 45 persen ekspor Jawa Tengah ditujukan ke Amerika Serikat, didominasi oleh produk alas kaki serta pakaian rajut dan non-rajut,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Rosellasari saat ditemui di Semarang, Selasa, 5 Agustus 2025.

Dengan porsi kekuatan ekspor sebesar itu, perubahan tarif impor AS terhadap produk tertentu termasuk tekstil dari Tiongkok. Secara tidak langsung ikut memukul daya saing produk sejenis asal Indonesia. 

Baca Juga: Diperiksa KPK soal Proyek Google Cloud, Nadiem Diminta Kooperatif Terkait Pengadaan Rp400 Miliar

"Kemungkinan juga akan terdampak,” ungkapnya.

Sementara ini untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar, Pemprov Jateng kini aktif menjalin komunikasi dengan para pelaku usaha berorientasi ekspor, terutama di sektor alas kaki dan garmen, guna menyiapkan strategi diversifikasi pasar.

“Apakah ke depan akan ekspansi ke negara lain? Pastinya iya. Sektor yang sangat terbuka dan masih berpeluang adalah garmen,” ujarnya.

Baca Juga: Oppo K13 Turbo Rilis 11 Agustus, Desain Balap dan Chipset Kencang, Bisa Jadi Flagship Killer Baru?

Saat ini pihaknya berupaya untuk melirik Jepang dan Eropa menjadi pasar tujuan ekspor berikutnya. Kontribusi Jepang diperkirakan sekitar 16–18 persen, sementara Eropa berada di urutan ketiga. 

"Data BPS menunjukkan setelah 45 persen ekspor Jawa Tengah ke Amerika, urutan tujuan ekspor langsung anjlok, kalau tidak di angka 18 atau 16 persen itu ke Jepang,” jelasnya.

Maka, Eropa dinilai sebagai kawasan strategis untuk dijajaki lebih dalam. Eropa masih menjadi bagian dari para pelaku usaha bagaimana pangsa pasarnya ke sana.

Baca Juga: Ribut-ribut Soal Royalti, Menseskab Prasetyo Hadi Sebut Pemerintah Sedang Cari Jalan Keluar

"Jadi kami juga akan menganalisa melihat data dari Eropa,” tutupnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X