Danantara Siapkan Skema Bereskan Beban Utang Whoosh di KAI

photo author
- Sabtu, 23 Agustus 2025 | 07:00 WIB
Kereta cepat Whoosh diskon 20 persen (Ist)
Kereta cepat Whoosh diskon 20 persen (Ist)

HUKAMANEWSUtang dari operasional kereta cepat Jakarta - Bandung atau Whoosh membuat kinerja PT Kereta Api Indonesia melambat.CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria mengaku sudah melakukan pembicaraan skema penyelesaian masaalah tersebut.

"Sudah, sudah (bertemu)," ujarnya saat ditemui di gedung Smesco Jakarta, Jumat, 22 Agustus 2025

Dony mengatakan, rencana pembayaran utang proyek kereta cepat kepada sejumlah BUMN sudah masuk dalam RKAP Danantara tahun ini. Meskipun, Ia belum dapat memaparkan terkait skema maupun mekanismenya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Resmi Berhentikan Immanuel Ebenezer Sebagai Wamenaker, Prabowo Juga Ingatkan Jajarannya Serius Basmi Korupsi

"Sedang dijajaki ya, sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan proses itu, seperti mana tadi kemarin kan juga Dirut KAI juga sudah menyampaikan di DPR," sebutnya.

Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh kini menjadi beban keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin mengatakan, rasio keuangan yang membandingkan antara jumlah utang dengan jumlah ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER) hingga semester I tahun 2025 naik dari 1,2 kali itu menjadi 1,3 kali.

"Kalau kita lihat juga total debt penugasan versus dengan non-penugasan, itu tahun 2025 semester I itu (utang) Rp 46,5 triliun itu naik dibandingkan di tahun 2024 semester I Rp 43,2 triliun," ujarnya dalam rapat dengan Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025 kemarin.

Baca Juga: Pernah Lantang Nipu Rakyat Hukum Mati, Korupsi Hukum Mati, Eh Usai Ditetapkan Tersangka Lemah, Netizen Komen Semoga Disegerakan!

Sementara, total ekuitas KAI hingga semester I tahun ini juga naik dari Rp 32 triliun menjadi Rp 36,6 triliun.

Bersamaan itu, utang proyek kereta cepat juga mendapat sorotan dari pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VI karena membebani keuangan BUMN transportasi kereta api tersebut.

Anggota Komisi VI, Darmadi Durianto mengatakan, utang KAI dalam kurun waktu 2 tahun cukup besar. Apalagi, KAI turut menanggung beban proyek kereta cepat.

Baca Juga: Momen Wartawan Kompak Teriak ke Immanuel Ebenezer yang Nangis, Deh Nangis Nangis Cemen Woiii Kocak, Ujungnya Berharap Minta Amnesti

"Saya melihat ada utang yang begitu besar yang harus ditanggung kereta api dalam proyek KCIC. Bapak pegang saham PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia) 58% lebih. PSBI kuasai 60%, China 40%. Itu kalau dihitung 2025 itu bisa beban keuangan dan dari kerugian KCIC bisa capai Rp 4 triliun lebih," ungkapnya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X