Salah satu masalah utama dalam distribusi MinyaKita adalah keterlibatan swasta yang menyebabkan produk ini sulit dilacak.
Ketika MinyaKita didistribusikan oleh swasta, informasi tentang ketersediaan dan harga produk menjadi tidak transparan.
Hal ini berdampak pada ketidakstabilan harga di tingkat konsumen karena harga modal yang tidak terkendali.
Baca Juga: Kenali 5 Antivirus untuk Perlindungan Maksimal Komputer, Dijamin Virus Auto Minder!
Eliza menekankan bahwa sebagai produk kebijakan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), MinyaKita seharusnya disalurkan oleh BUMN pangan.
Dengan begitu, biaya distribusi dapat ditekan dan ketersediaan produk dapat dilacak dengan lebih baik.
Hal ini akan memastikan bahwa harga di tingkat konsumen mencerminkan kondisi riil supply dan demand.
Usulan Kenaikan HET oleh Menteri Perdagangan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, sebelumnya mengusulkan kenaikan HET MinyaKita sebesar Rp 1.500 per liter.
Usulan ini akan dibahas dalam rapat setelah Idul Adha 2024. Jika usulan ini disetujui, maka harga MinyaKita akan naik menjadi Rp 15.500 per liter.
Zulhas menyatakan bahwa usulan kenaikan ini bertujuan untuk menyesuaikan harga dengan biaya distribusi yang tinggi.
Baca Juga: Tampil Kece Tanpa Ribet! TOP 5 Setrika Listrik Terbaik untuk Pakaian Halus dan Rapi
Selain itu, kenaikan ini diharapkan dapat memberikan margin keuntungan yang wajar bagi para penjual eceran, sehingga mereka tetap bisa menjual MinyaKita dengan harga yang kompetitif.
Kenaikan harga MinyaKita tentunya akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah.
Artikel Terkait
Meninggal Tanpa Ahli Waris, Uang di Bank Jadi Milik Siapa? Begini Penjelasannya
Anda Diteror Debt Collector Pinjol? Ini Cara Ampuh Mengatasinya!
Pertamina vs Shell vs Vivo: Mana yang Paling Murah? Cek Perbandingan Harga BBM Terbaru Juni 2024
Heboh BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Erick Thohir Buka Suara
Di Balik Alasan Tokopedia dan TikTok Shop PHK Massal Ratusan Karyawan