Tan Malaka dan Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, Sebuah Tantangan untuk Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran

photo author
- Jumat, 13 September 2024 | 08:56 WIB
Ilustrasi. Tan Malaka, Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, sebuah catatan di era transisi pemerintahan Jokowi  menuju Prabowo - Gibran
Ilustrasi. Tan Malaka, Kritik Abadi tentang Makna Kemerdekaan, sebuah catatan di era transisi pemerintahan Jokowi menuju Prabowo - Gibran

Fenomena ini mencerminkan betapa masih kuatnya budaya patronase dan politik balas budi.

Kemerdekaan menjadi alat tawar menawar bagi mereka yang ingin mendapatkan kekuasaan, bukan sebagai hak rakyat yang harus diperjuangkan dan dipertahankan. Siapa yang paling keras menjilat, dia yang akan menduduki posisi penting. Ini adalah bukti nyata dari sistem yang masih dikendalikan oleh segelintir elite yang mempertahankan kekuasaan dengan segala cara.

 Baca Juga: Chikita Meidy Terancam Masalah Hukum, Dilaporkan Sahabat Sendiri karena Kasus Pencemaran Nama Baik, Begini Kronologinya

Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.
Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.

Benarkah Rakyat Tidak Siap Memiliki Pemimpin Sekaliber Jokowi? 

Dalam diskursus politik akhir-akhir ini, muncul pernyataan bahwa sebagian rakyat, termasuk budayawan, politisi, dan pengusaha, mungkin belum siap memiliki pemimpin sekaliber Jokowi. Namun, pertanyaan ini patut dipertanyakan. Benarkah demikian? 

Jokowi, dengan segala kontroversi dan kebijakannya, telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang berani dan sering kali di luar kebiasaan para elite politik tradisional. Ia datang dari latar belakang non-elite, mengusung harapan perubahan, dan menjadi simbol bahwa rakyat bisa memimpin. Namun, di saat yang sama, sistem yang ia warisi—penuh dengan oligarki dan kepentingan politik—masih menjadi batu sandungan besar bagi terwujudnya cita-cita kemerdekaan rakyat. 

Mungkin, bukan rakyat yang belum siap memiliki pemimpin seperti Jokowi, melainkan sistem yang masih enggan berubah. Sistem yang masih dikuasai oleh mereka yang menjaga kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa. Ketika rakyat menuntut perubahan dan kemerdekaan sejati, sering kali tuntutan ini terhalang oleh tembok kekuasaan yang dibangun oleh para elite.

 Baca Juga: Cetak hingga Rp22 Miliar Uang Palsu di Bekasi, 8 Tersangka Ditangkap Bareskrim Polri, Sudah Enam Kali Beraksi Sejak Awal 2024

Tantangan Kepemimpinan Prabowo

Kini, ketika Prabowo bersiap mengambil alih kepemimpinan, tantangan yang dihadapi pun tidak sederhana. Prabowo tidak hanya harus memimpin negara yang sedang berada di persimpangan geopolitik global yang kian bergejolak, tetapi juga harus menghadapi kenyataan bahwa sistem politik dan ekonomi yang dikuasai elite masih belum berubah secara fundamental.

Relevansi kalimat Tan Malaka bahwa "kemerdekaan hanyalah milik kaum elite" masih bergema kuat, dan akan menjadi tugas berat bagi Prabowo untuk membuktikan bahwa masa kepemimpinannya dapat membawa kemerdekaan sejati bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jika tidak, seperti yang diperingatkan oleh Tan Malaka, "apabila kalian tidak memperbaikinya, sampai kapanpun bangsa ini tidak akan pernah merdeka."

Baca Juga: Ibu Hamil Berani Terbang? Ini Batas Usia Kandungan dan Syarat dari Maskapai, Jangan Sampai Salah Hitung Minggu! 

Prabowo harus berani memotong tali kekuasaan yang selama ini mengikat erat antara penguasa dan elite, dan memastikan bahwa kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata benar-benar dirasakan oleh rakyat, bukan hanya oleh segelintir elite yang selama ini menikmati hasilnya. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X